HARUS mengetahui strategi musuh.
Dalam perjalanan perjuangan, ada musuh yang harus kita takluki gerak-geriknya.
Mengenai pemahaman mengetahui strategi musuh, telah ditulis oleh Ustadz Aunur Rafiq Saleh, Lc.
وَقَا سَمَهُمَاۤ اِنِّيْ لَـكُمَا لَمِنَ النّٰصِحِيْنَ
“Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasihatmu,” (QS. Al-A’raf: 21).
Kisah Nabi Adam dan Iblis menginspirasi banyak hal.
Pertama, supaya tidak tertipu musuh maka para pemimpin Islam harus mengetahui strategi musuh dalam menghadapi umat Islam.
Untuk memenangkan pertarungan, petinju harus mempelajari strategi dan pola permainan lawannya.
Sebelum bertanding, team kesebelasan sepak bola profesional biasanya mempelajari gaya dan strategi permainan lawannya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tidak mengetahui strategi permainan lawan akan membuat para pembela kebenaran mudah dikalahkan dan diperdaya dalam pertarungan antara kebenaran dan kebatilan.
Kenapa Nabi Adam bisa terpedaya oleh Iblis?
Sebagian ulama mengatakan, diantaranya karena Nabi Adam tidak pernah berfikir bahwa ada makhluk yang bersumpah dusta atas nama Allah.
Tetapi ternyata Iblis melakukannya. Disamping karena peristiwa ini merupakan pengalaman pertama kali dalam menghadapi musuh.
Nabi Adam menganggap semua makhluk seperti dirinya, jujur, saleh dan patuh kepada Allah.
Ini menjadi pelajaran dan pengalaman berharga bagi para dai.
Para dai harus mengetahui berbagai strategi yang digunakan musuh dalam menghadapi umat Islam agar tidak mudah diperdaya.
Kedua, sikap yang benar dalam menghadapi musuh adalah waspada, bukan bersangka baik atau percaya sepenuhnya.
Baca juga: Membongkar Modus dan Strategi Setan
Harus Mengetahui Strategi Musuh
Karena bersangka baik atau percaya sepenuhnya kepada musuh bisa menyebabkan umat Islam mudah diperdaya.
Karena itu, Al-Quran memerintahkan umat Islam mewaspadai musuh. Firman Allah:
هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۖ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
“Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al-Munafiqun: 4).
Ketiga, Iblis menyebut tipu dayanya dengan nasehat.
Atau menyebut dirinya sebagai penasehat padahal sedang menjerat dan memperdaya.
Tipu daya bahasa, diksi dan narasi yang tidak sesuai fakta sebenarnya menjadi strategi yang digunakan Iblis dan para pendukungnya di sepanjang zaman.
Strategi ini dalam al-Quran disebut tazyin. Firman Allah:
قَا لَ رَبِّ بِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُ زَ يِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَ رْضِ وَلَاُ غْوِيَـنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ
“Ia (Iblis) berkata, Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. Al-Hijr: 39).
Barangkali di zaman medsos sekarang ini strategi “tazyin” ini paling banyak digunakan karena sangat efektif dan mudah menjangkau semua orang karena semua orang punya handphone dan alat komunikasi yang mudah diakses.
Karena itu, hampir di setiap saat umat Islam disibukkan dengan berbagai pernyataan dan tulisan yang merusak gambaran dan pemahaman Islam dengan bahasa, diksi dan narasi yang memukau, menipu dan meracuni pikiran.
Para dai dan pemikir muslim harus mewaspadai strategi musuh ini dan bisa menangkalnya dengan memperkuat pemahaman dan pengetahuan umat tentang Islam dengan pemahaman yang benar dan tidak terkontaminasi kepentingan Iblis.[Sdz]