9 LELAKI perusak negeri. Ditulis oleh Ustadz Cahyadi Takariawan
Al-Qur’an menceritakan tentang sembilan lelaki (tis’atu rahtin) yang merusak negeri Nabi Shalih ‘Alaihi Salam, yaitu negeri Al-Hijr.
Mereka benar-benar berperilaku merusak, dan tidak memiliki itikad baik sedikitpun.
Ada jumlah yang dinyatakan dengan jelas, yaitu sembilan laki-laki. Allah berfirman,
“Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang berbuat kerusakan di bumi, mereka tidak melakukan perbaikan” (QS. An-Naml: 48).
Sembilan orang yang disebutkan ayat ini adalah para tokoh dan pengusaha kaya di Hijr, kota kaum Tsamud yang didakwahi Nabi Shalih ‘Alaihi Salam.
Kesembilan orang inilah yang menggerakkan masyarakat Tsamud untuk menentang dakwah Nabi Saleh, membunuh ontanya dan merencanakan pembunuhan Nabi Shalih.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sembilan orang inilah yang merusak negeri Tsamud dengan berbagai kerusakan dan kejahatan.
“Sebelumnya di kota Shalih, yaitu Al-Hijr yang terletak barat laut dari jazirah Arab, terdapat sembilan orang laki-laki. Mereka melakukan perusakan di muka bumi tanpa diselingi sedikit pun unsur perbaikan” (Tafsir Al-Muyassar).
Demikianlah mereka menyusun tipu daya, sehingga Allah membalas mereka dengan kehancuran namun tidak mereka sadari.
Ternyata Al-Qur’an mengungkapkan bukan hanya para Nabi dan orang salih yang membangun kebaikan.
Namun juga menceritakan pihak-pihak yang merusak kehidupan.
Kaum Ad, kaum Tsamud, Fir’aun adalah contoh antagonis, yang digambarkan sebagai para perusak.
Mereka ‘taghau fil bilad’ yang melakukan ‘fa aktsaru fihal fasad’.
Baca juga: 3 Faktor Perusak Iman
9 Lelaki Perusak Negeri
Sangat banyak kerusakan mereka timbulkan. Sebagaimana perilaku sembilan lelaki tersebut.
Di zaman sekarang, tentu juga ada pihak-pihak yang merusak negeri.
Misalnya, mereka yang merusak aturan dan perundangan, mereka yang mengembangkan perjudian, mereka yang mengembangkan sistem riba, dan lain sebagainya.
Mereka ini nyaris tak memiliki sisi kebaikan, sebagaimana tis’atu rahtin yang dikisahkan Qur’an.
Mereka secara sistematis, terstruktur dan massif melakukan tindakan perusakan.
Akan menjadi seperti apakah kondisi negeri kita jika para perusak mermiliki pengaruh yang lebih dominan?
Bagaimana nasib anak cucu kita kelak jika para perusak negeri terus menerus melancarkan aksi kejahatan?
Lalu, di manakah para pembina negeri? Di tengah aksi massif yang dilakukan para perusak negeri?
Sudah menjadi kewajiban orang-orang beriman untuk membangun negeri ini.
Dimulai dari pembinaan yang terstruktur sistematis dan massif.
Ajak penduduk negeri melakukan kebaikan.
Baik akidahnya, baik akhlaknya, baik akalnya, baik hatinya, baik fisiknya, baik ekonominya, baik keluarganya, baik politiknya, baik amal ibadahnya.
Sebelum hadir fitnah yang tak hanya para perusak negeri, “Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu” (QS. Al-Anfal: 25).
Para pembina negeri harus lebih kuat obsesinya, kuat cita-citanya, kuat tekadnya, kuat langkahnya, untuk terus menerus membangun manusia Indonesia.
Bangun jiwanya, bangun raganya, untuk Indonesia Raya.[Sdz]