HIDAYAH itu Allah berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Mintalah agar Allah senantiasa anugerahkan kita hidayah.
Ada seorang tentara Amerika yang bercerita bagaimana ia bisa mendapat hidayah Islam. Yaitu, dengan cara yang ia tak duga sama sekali.
Ia dan adiknya sama-sama tentara. Begitu ayah dan kakeknya. Mereka merupakan keluarga besar yang dekat dengan ketentaraan.
Keluarga itu pun begitu fanatik dengan agama yang mayoritas di Amerika. Ada peristiwa yang tak diinginkan sang tentara ini, dan itu terjadi pada adiknya yang sedang tugas di wilayah yang jauh dari dirinya.
Sang adik memberitahukannya bahwa dirinya telah masuk Islam. Mendengar itu, sang tentara begitu kaget. Ia tak habis pikir kenapa hal itu bisa terjadi.
Akhirnya, ia berjanji akan belajar tentang Islam agar suatu saat bisa mengembalikan adiknya kepada agama keluarga besar mereka.
Kebetulan, ia satu kamar dengan seorang tentara Amerika yang muslim. Dengan begitu, ia bisa dengan mudah bertanya-tanya tentang ajaran Islam.
Di sela-sela tugas beratnya, ia juga menyempatkan diri untuk belajar Islam melalui media sosial. Ada beberapa yang ia download untuk dihafal dan dianalisis.
Suatu hari, ia dipindahtugaskan ke Irak. Ia terkejut luar biasa. Bagaimana mungkin ia yang sedang berjuang untuk ‘membersihkan’ Islam dari hati adiknya, justru ditugaskan di wilayah mayoritas muslim.
Ia hanya takut kalau dirinya akan menjadi sasaran kemarahan umat Islam di sana. Karena di pikirannya, muslim begitu sadis dan intoleran.
Ketika di Irak, ia merasakan dalam keadaan stres yang luar biasa. Karena ia merasa dikelilingi musuh. Setidaknya musuh menurut dirinya sendiri.
Namun, keadaan masyarakat di Irak justru sebaliknya. Mereka pada umumnya ramah. Tapi tetap saja, ia dihantui ketakutan.
Ia teringat dengan rekaman video yang ia download sebelum dipindah ke Irak. Salah satunya, ada sebuah suara seperti nyanyian yang anehnya bisa membuatnya tenang.
Stresnya hilang ketika mendengarkan suara yang sekitar lima menit itu. Karena ia putar suara itu berulang-ulang, ia pun menjadi hafal.
Tugas di Irak sudah selesai. Dan, akhirnya ia bisa menemui sang adik. Kabar tentang adiknya masuk Islam memang membuatnya kaget. Tapi jauh lebih kaget lagi ketika mendapati perubahan yang luar biasa pada adiknya.
Sang adik menjadi begitu dewasa. Tutur katanya seperti diatur sedemikian rupa agar tidak ada yang salah. Begitu sopan dan berbeda saat dulu.
Yang awalnya ia ingin menasihati sang adik, justru menjadi sebaliknya. Adiknyalah yang lebih banyak menasihatinya. Dan akhirnya, ia pun tertarik.
Sang adik memberikannya copian Al-Qur’an dalam bahasa Inggris. Ia mengatakan, cukup hafalkan satu surat pendek dalam Al-Qur’an ini. Karena surah ini yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam shalat kalau kakak sudah siap. Namanya Surah Al-Fatihah.
Ia agak bingung melihat satu halaman gambar dalam bahasa Arab. Meski ada artinya, tapi mengucapkan teks aslinya bukan perkara gampang.
Akhirnya, sang adik memberikan rekaman surat Al-Fatihah melalui ponsel. Dan ia pun mencoba mendengarkan. Betapa terkejutnya, karena rekaman yang adiknya berikan itu sudah ia hafal. Itulah suara seperti nyanyian yang selama di Irak ia jadikan obat stres.
Ia pun menangis. “Oh Tuhan, betapa Kau menggiring aku dalam hidayah-Mu,” ucapnya lirih.
**
Bersyukurlah kita yang tak perlu susah payah mencari Islam. Tapi hidayah bukan sekadar menemukan Islam. Senantiasa istiqamah dalam jalan Islam juga merupakan hidayah yang kita inginkan.
Jangan merasa bisa. Jangan merasa mampu seolah tak perlu lagi ‘bantuan’ dari Allah.
Dan itu pun sudah Allah fasilitasi secara otomatis dalam doa yang Dia ajarkan dalam setiap shalat kita: ihdinas shiroothol mustaqiim. Mohon bimbing kami, ya Allah, untuk senantiasa berada dalam jalan yang lurus.
Fitnah akhir zaman itu luar biasa. Saat itulah kita akan menyadari betapa mahalnya hidayah untuk senantisa dalam jalan Islam yang lurus. [Mh]