NILAI sebuah pemberian. Wahai para penempuh jalan ibadah, hendaknya engkau kerahkan segala upaya untuk menembus dua jalan (pujian dan syukur) yang sedikit berbahaya namun banyak manfaatnya.
Renungkanlah dua prinsip berikut ini.
Pertama, bahwa nikmat itu hanya diberikan kepada orang yang mengetahui nilainya.
Dan yang mengetahui nilai nikmat itu adalah orang yang bersyukur.
Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menceritakan orang-orang kafir dalam surat Al-An’am ayat 53:
اَهٰٓؤُلَاۤءِ مَنَّ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنْۢ بَيْنِنَاۗ اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَعْلَمَ بِالشّٰكِرِيْنَ ٥
“Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?” (Allah berfirman,) “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur (kepada-Nya)?”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Orang-orang yang bodoh itu mengira bahwa nikmat yang besar dan anugerah yang mulia hanya diberikan kepada orang-orang yang memiliki harta berlimpah dan paling mulia kedudukan serta keturunannya.
Hingga mereka mengatakan, “Mengapa orang-orang fakir itu yang diberikan nikmat yang besar ini, bukan kita?”
Lalu mereka berkata secara sombong dan mengejek, “Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?” Kemudian Allah menjawab mereka, “Bukankah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?”
Baca juga: Faktor-faktor Perusak Hati
Nilai Sebuah Pemberian
Allah Yang Maha Pemurah hanya melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepada orang yang mengetahui nilainya.
Dan orang yang mengetahui nilainya itu adalah orang yang menyambut nikmat itu dengan antusias, lebih menerima nikmat itu dibanding dunia dan seisinya.
Untuk mendapatkan nikmat itu ia mampu bertahan dari banyak kesulitan demi mendapatkan nikmat tersebut.
Kedua, bahwasanya nikmat itu dicabut dari orang yang tidak mengetahui nilainya.
Dan orang yang tidak mengetahui nilai nikmat itu adalah orang yang sangat kufur, yang mengingkari serta tidak mensyukuri nikmat yang diberikan oleh-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 175:
Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka (tentang) berita orang yang telah Kami anugerahkan ayat-ayat Kami kepadanya. Kemudian, dia melepaskan diri dari (ayat-ayat) itu, lalu setan mengikutinya (dan terus menggodanya) sehingga dia termasuk orang yang sesat.
Maksud dari ayat di atas adalah bahwa Allah menyatakan telah melimpahkan kepada hamba nikmat yang sangat bernilai dalam bidang agama, dengan jalan mana mereka bisa mencapai kedudukan tinggi di dekat Allah.
Tapi, hamba-Nya itu ternyata tidak mengetahui nilai nikmat tersebut, lalu berpaling kepada dunia yang rendah.
Dan ia lebih mementingkan kesenangan-kesenangan nafsunya yang renda serta buruk.
Sumber: Terjemah Minhajul ‘Abidin – Imam Al-Ghazali
[Sdz]