ISLAM memuliakan wanita. Wanita adalah sosok makhluk yang menarik untuk selalu dibicarakan.
Keberadaannya telah banyak disinggung dalam berbagai agama dan kepercayaan manusia.
Namun tidak jarang agama dan kepercayaan tersebut memojokkan posisi wanita.
Sebagai contoh misalnya, agama Yahudi dan Kristen menganggap wanita sebagai sosok yang paling bertanggung jawab atas dikeluarkannya Adam dari Surga.
Sejarah tidak pernah mengenal adanya agama atau sistem yang menghargai keberadaan wanita baik sebagai ibu, anak, istri atau dirinya sendiri, yang lebih mulia daripada Islam.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ketika wanita sebagai ibu, Islam menjadikan hak seorang ibu itu lebih kuat daripada hak seorang ayah.
Karena beban yang amat berat ia rasakan ketika hamil, menyusui, melahirkan, dan mendidik.
Inilah yang ditegaskan oleh Al-Qur’an dengan diulang-ulang lebih dari satu surat, agar benar-benar dipahami oleh kita, anak manusia.
Baca juga: Kultum Ramadan Hari Kedelapanbelas, Perubahan Sebuah Keharusan
Kultum Ramadan Hari Kesembilanbelas, Islam Memuliakan Wanita
Allah berfirman dalam surat Al-Ahqaf ayat 14:
Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata,
“Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”
Ketika ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu bertanya, “Siapakah yang paling berhak saya pergauli dengan baik?” Rasulullah menjawab, “Ibumu” sampai tiga kali, baru “Ayahmu.” (HR. Bukhari Muslim).
Bahkan kepada ibu yang musyrik pun, Islam tetap memerintahkan untuk berbuat baik.
Sebagaimana ditanyakan oleh Asma binti Abu Bakar kepada Nabi tentang hubungannya dengan ibunya yang musyrik. Maka Rasulullah bersabda:
“Ya, tetaplah kamu menyambung silaturahmi dengan ibumu.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Islam tidak pernah mendiskriminasikan wanita, karena kewanitaannya.
Beberapa aturan yang ditetapkan oleh Islam kepada wanita, bukan dimaksudkan untuk menghinakan wanita, sebagaimana tuduhan musuh-musuh Islam.
Tetapi aturan tersebut dimaksudkan untuk melindungi dan menjaga kehormatan wanita muslimah.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]