CINTA suami istri itu seperti wadah. Jika wadahnya nyaman, semua yang di dalamnya akan ikut nyaman. Dan begitu pun sebaliknya.
Perilaku anak-anak dan keluarga akan mengikuti keadaan cinta ayah bundanya. Jika cintanya indah, indah pula keadaan mereka.
Dan keindahan suasana ini sama sekali tidak identik dengan keadaan rumah mereka. Bukan karena besar dan mewahnya. Tapi karena suasana hati mereka.
Cinta Itu Tak Bisa Dilihat, Tapi Sangat Bisa Dirasakan
Sangat jarang suami atau istri menanyakan apakah mereka benar-benar sudah saling jatuh cinta. Meski begitu, keduanya bisa merasakan keadaannya seperti apa.
Seperti orang yang cinta dengan drakor alias drama korea, pasti tak peduli seberapa berat pengorbanannya untuk lama-lama menonton. Selama 24 jam penuh pun mereka akan standby.
Dan selama yang melelahkan itu, fokus pikiran dan hatinya tidak bergeser ke hal lain. Hanya ke drakor itu saja.
Seperti itulah tentang cinta. Fokus suami hanya ke sosok wanita yang ia cintai yang disebut istri. Dan, fokus istri hanya ke sosok pria yang ia cintai yang disebut suami.
Begitu jelas suasana itu ketika keduanya berjumpa. Mulai dari pandangan mata, pilihan kata yang diucapkan, dan gerak-gerik yang tersaring di antara keduanya.
Ketika semua itu ditangkap utuh oleh anak-anak atau lingkungan keluarga, mereka pun akan merasakan kenyamanan cinta yang sama: saling memahami, saling melindungi, dan saling mengutamakan yang dicintai daripada diri sendiri.
Cinta Itu Keberkahan yang Utama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita doa untuk pengantin baru. Yaitu, semoga Allah menganugerahkan keberkahan untuk keduanya, keberkahan yang mereka peroleh, dan keberkahan dari beban yang mereka pikul bersama.
Itulah keberkahan dari cinta yang dalam Al-Qur’annya disebut sakinah, mawaddah, dan rahmah. Ungkapan itu hanya bisa lahir dari keridhaan dari Allah subhanahu wata’ala. Karena keduanya mengikat cinta melalui tuntunan syariah-Nya.
Keberkahan itu terus mengalir, sebagaimana keberkahan cinta Allah terhadap alam semesta, termasuk kita di dalamnya.
Semakin kuat jalinan cinta, semakin berlimpah keberkahan yang Allah berikan. Dan keberkahan tidak melulu tentang harta. Antara lain, keberkahan dari anak-anak soleh yang senantiasa mendoakan mereka berdua.
Cinta Suami Istri Itu Abadi hingga Setelah Mati
Cinta suami istri itu tak lekang dilewati mati. Di dunia keduanya memang sudah tak ada lagi. Tapi di akhirat kelak, mereka akan Allah pertemukan lagi di surga. Selama keduanya istiqamah di sepanjang hidup di dunia.
Bukan hanya keduanya yang akan Allah pertemukan lagi. Anak, cucu, dan cicit pun Allah pertemukan dengan mereka. Allah pertemukan di sebuah tempat yang teramat indah di sebuah kehidupan yang tak ada lagi kata sirna.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka. Dan, Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka….” (QS. At-Tur: 21) [Mh]