PARA orangtua di Jepang memiliki pola parenting bernama Shokuiku yang merupakan bagian dari filosofi Jepang untuk mendorong kebiasaan makan yang sehat. Shokuiku ini memberikan pedoman cara-cara dan jenis-jenis makanan apa yang harus dimakan untuk mendukung pengelolaan berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Dikutip dari Fimela, biasanya ketika ibu dalam kondisi hamil, mereka diperkenalkan untuk mengikuti kebiasaan mempersiapkan makanan dengan gizi seimbang bernama ichijū-sansai, persiapan makanan ini meliputi semangkuk nasi, sup misu, lauk dengan sumber protein serta sayuran dalam dua sisi.
Anak-anak dalam tahap playgroup juga diperkenalkan serta diajarkan untuk menghargai makanan, mereka diajarkan cara menanam sayur ketika makan siang. Bahkan, anak SD di Jepang juga diajarkan tentang asal usul sebuah makanan. Berikut adalah contoh penerapan shokuiku lainnya.
Baca Juga: 4 Trend Berkeluarga pada Generasi Milenial, Banyak Menerima Tips Parenting
Pola Parenting Orangtua di Jepang dalam Memperhitungkan Nutrisi Bekal Anak di Sekolah
1. Membawakan anak bekal (bento) serta melibatkan anak dalam diskusi isi bekal
Lebih dari 95 persen sekolah dasar hingga menengah pertama Jepang memiliki kebiasaan makan siang bersama dan bekal makan siang atau bento memiliki peran besar dalam penerapan shokuiku.
Biasanya anak-anak akan berbincang mengenai isi makanan yang sehat, seimbang dan beragam. Dari perbincangan tersebut, makan siang menjadi lebih menyenangkan dan memberikan kesempatan untuk mencoba jenis makanan baru.
2. Tidak lupa perhitungan orangtua akan nutrisi anak dalam bekalnya
Selain bekal, ternyata orangtua di Jepang tidak lupa untuk memperhitungkan nutrisi makanan yang terkandung dalam bekal anak.
Mereka biasanya akan membuat makanan simpel dari bahan-bahan yang natural seperti sayur mayur hingga buah-buahan.
Konsistensi juga menjadi kunci di mana orangtua menyajikan bekal dengan buah-buahan dan sayur-sayuran serta membatasi penggunaan bahan seperti makanan tinggi lemak dan makanan yang memiliki zat adiktif.
3. Memilih air dan teh daripada soda
Orangtua Jepang memilih menyiapkan air atau teh daripada soda untuk anaknya. Mereka memperkenalkan berbagai jenis teh seperti barley tea yang kaya akan mineral dan tidak mengandung kafein.
Selain itu mereka juga menyajikan smoothie dari buah-buahan segar. Sembari mempersiapkan smoothie, mereka juga menjelaskan manfaat dan khasiat dari buah-buahan tersebut.
Kebiasaan ini menjadi kebiasaan yang diterapkan dalam kebudayaan dan kebiasaan makanan sehat disertai dengan perkenalan jenis makanan sedari dini serta penggunaan bahan makanan lokal dan fresh membuat masyarakat Jepang terkenal dengan kebiasaan hidup sehatnya.