BENDERA, Kaos, dan baliho kian marak akhir-akhir ini. Apakah karena itu rakyat akan memilih?
Pasang bendera partai yang tinggi. Kalau ada bendera lain yang sudah tinggi, panjangkan lagi tiangnya supaya bisa jauh lebih tinggi.
Sebarkan kaos. Pasang baliho sebanyak-banyaknya. Bagikan sembako ke masyarakat. Supaya mereka memilih kita.
Pertanyaannya, benarkah karena itu semua, rakyat akan menjatuhkan pilihan? Jawabannya, tidak juga.
Bendera, baliho, kaos, sembako mungkin saja akan memudahkan orang mengenal kita. Tapi belum tentu akan menentukan pilihan.
Kenapa? Karena mengajak orang untuk memilih bukan seperti menjual barang. Tapi, memunculkan diri sebagai yang pantas dicintai.
Karena itu pemasarannya bukan dengan merek yang menarik, sales yang enak dipandang, diskon ‘gede-gedean’, atau promosi yang gencar.
Tapi, membangun rasa percaya masyarakat terhadap jati diri kita. Bahwa, kita akan berjuang dengan tulus.
Jadi, mengenalkan saja belum cukup. Promosi yang bombastis apalagi. Yang mereka inginkan adalah kita bisa dipercaya, dan menjadi bagian dari diri mereka.
Karena itu, cara mengajaknya bukan dari besar ke kecil, bukan dari atas ke bawah. Sebaliknya, ajakan harus dimulai dari sapaan sebagai sesama orang bawah, kepedulian dalam keseharian, dan keteladanan dalam arah perjuangan.
Apalah arti wajah cantik dan ganteng di baliho, kalau rakyat tidak pernah kenal. Tidak pernah diketahui jejak perjuangannya. Dan tidak pernah teruji ketulusannya.
Dan cara ini tidak bisa instan. Tidak bisa hanya dalam tahun pemilu. Apalagi hanya di saat menjelang bulan dan pekan pencoblosan.
Kan bisa dengan sembako dan amplop? Bukankah cara itu sejauh ini cukup efektif membolak-balikkan pilihan orang dengan cara instan.
Masalahnya, seberapa besar dana yang disiapkan untuk menempuh cara itu? Karena satu caleg bisa bernilai puluhan ribu orang.
Selain itu, apa memang tidak ada pesaing lain yang akan bisa membayar lebih mahal. Dan tentang jenis ‘peluru’ ini pula, apa bisa dijamin si penerima akan benar-benar menjatuhkan pilihan ketika di bilik suara.
Perjuangan di jalur politik itu bukan sekadar tentang seberapa besar yang bisa dijaring. Tapi seberapa mulus tingkat kepercayaan dan kecintaan rakyat terhadap kita.
Karena itu, rapikan lagi niat dan ketulusan diri dalam perjuangan. Tunjukkan ke rakyat bahwa kita memang amanah dan pantas dicintai.
Dan hal itu jauh lebih kuat ikatannya dari sekadar bendera, kaos, baliho, dan sembako di hari-hari dadakan. [Mh]