DISCOUNT yang tak diperlukan. “Aku gak jadi minta discount deh,” sergahku pada Iman, teman lama di kampus dulu, yang sekarang jadi owner Hotel Butik Syariah Cinnamon di Bandung.
Jangan lihat kayanya si Iman, bisa bikin hotel butik ~ tapi lihat usahanya, memajukan perekonomian umat.
Kali lain, anakku SMS, “Mi, mau pesan makanan enggak kalau minggu depan umi ke Perth?”
“Enggak ah, umi lagi diet, nanti masak sayur aja”.
“Iyaa sih, tapi membeli makanan mereka berarti khan kita nolong orang Indonesia juga Mi,” balas anakku cepat.
Bener juga sih, inikan namanya menolong perekonomian umat.
Pagi ini keluar rumah menuju JIBBS di Puncak, lewatin tukang sayur dan tukang pisang. Tukang pisang nampak enggak ada yang beli, tepatnya belum terlihat ada yang beli.
(aku meminggirkan mobil).
“Bang, pisangnya satu yaa ~ entah siapa yang mau makan, anak-anak enggak begitu suka pisang, mereka sukanya apel”.
Tapi membeli pisang pagi ini adalah bagian dari pada memajukan perekonmian umat. Itu niatku, juga nolong si abang agar dia senang, masih pagi pisangnya laku.
Ya, kadang kita enggak perlu dengan apa yang kita beli, tapi kalau niatnya pingin nolong dan juga untuk memajukan perekonomian umat, menolong saudara yang berjualan, mengapa tidak, bahkan kalau perlu, enggak usah juga minta discount.
Saya suka miris lihat ibu-ibu nawar dagangan di pasar, udah dijual cuma lima ribu, minta discount lagi dan lagi, nampak ada kepuasan kalau bisa dapat discount banyak, padahal si ibu pakai tas tangan bermerek.
Duh, ibu, apalah arti seribu dua ribu?
Teringat temanku SMS, “Fi, kamu khan suka masak, mau enggak ini ada resep cilok?”.
Aku; “Ya deh kirim aja, sambil berpikir” kalau cilok aja kita bikin sendiri, nanti tukang cilok siapa yang beli”
~ dan alhamdulillah sampai sekarang resep cilok tersimpan rapi, jangan sampai aku jadi jago bikin cilok dan orang-orang beli cilok ke aku dan tukang cilok depan gang komplek jadi enggak laku.
baca juga: JISc, Membentuk Generasi Unggul dengan Nilai-Nilai Islam
Discount yang Tak Diperlukan
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat.
Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat.
Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.
Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga.
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya.
Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi-red), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya.”
Ya, menolong perekonomian umat dengan cara kita membeli dari saudara-saudara kita yang sedang berusaha dan usahakan tidak usah minta discount banyak-banyak, kasihan; mereka lagi menghitung selisih pendapatan dan pengeluaran setiap hari, terutama ketika di saat-saat awal berjualan.
Kalau bukan kita yang membeli siapa lagi? Kalau bukan kita yang menolong perekonomian umat? Mau ngarepin siapa lagi?
Yuk beli dagangan saudara kita yang sedang mulai berjualan dan mencoba memahami, kalau kita ada di sisi mereka.
Terakhir, saya ingat waktu belanja di Tanah Abang, saya enggak ngerti harga baju daster segitu mahal atau tidak dan saya berniat beli beberapa untuk adik kakak saya tapi saya khawatir harga yang ditawarkan itu kemahalan, maka saya hanya bisa bilang,
“Terserah deh Bang, berapa aja… yang penting jangan kemahalan sehingga saya merasa ketipu dan enggak balik lagi dan juga jangan kemurahan sehingga kamu jadi rugi”.
Tahu deh tuh si Abang tukang daster ngerti enggak dengan bahasa saya yang njlimet.
(Catatan Mam Fifi, 25 Februari 2018)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: