BERGANTI suami. “Kamu tahu kan, To, suamiku itu enggak kayak kamu, agak susah diberi pengertian dan kalau bicara, mau menang sendiri. Dia tuh enggak mau mendengarkan. Jadi kamu ngerti kan gimana perasaanku selama tujuh tahun menikah dengannya,” curhat Santy di Facebook pada Anto kawan SMU-nya yang juga mantan pacarnya.
Walau hanya tiga bulan pacaran, namun cukup berkesan, karena pembawaan Anto yang tenang. Ketika mulai pacaran, Anto tenang, dan ketika bubaran, juga tenang.
Acara chatting menjadi rutinitas yang menyenangkan dan ditunggu dengan tidak sabar. Waktu-waktu tertentu yang selalu ditunggu membuat Santy akhirnya menyadari, “Wah Anto sepertinya menunggu waktu yang sama deh.”
Anto tetap saja dengan pembawaannya yang tenang mendengarkan keluhan Santy. la semakin merasa puas dan lega bila bicara dengan Anto dan Anto pun serasa menjadi pahlawan karena istrinya sendiri, yang lebih kaya selalu merendahkan dirinya.
Anto kembali menemukan kebahagiaan dan sensasi asing dalam dirinya ketika chatting dengan Santy.
Anto sendiri sudah lama tidak bertemu dengan Santy. Menurut bayangannya, Santy masih sama seperti dulu, kecil manis dan lembut dengan mata yang sedikit sayu.
Beda dengan Ranti, istrinya yang jelita dan bermata besar. Nampak percaya diri dengan tubuh langsingnya yang membuat mata lelaki tertawan padanya.
Hal ini membuat Anto semakin tidak nyaman, karena Ranti akan menjadi milik orang banyak bila ada acara reunian atau arisan keluarga.
Anto tersisih dan akhirnya Anto sering kali memilih duduk di taman atau duduk bersama sopir sambil nonton tivi dan merokok.
Chatting demi chatting berlangsung seru dan keduanya merasa saling melengkapi. Santy merasa diayomi dan Anto dibutuhkan, itu semua membuat mereka berdua sepakat untuk janji berjumpa di suatu tempat.
“BRUKGH..!!!”, suara tas kantor Aldi, suami Santy dijatuhkan ke lantai. Sementara Aldy duduk kelelahan di sofa ruang tamu sambil merenggangkan dasinya.
Aldi kemudian berteriak memanggil Santy. “Ma…Ma… aku baru dapat bonus nih. Kita ke Pulau Seribu yaa minggu depan,” teriaknya pada sang istri yang tidak tahu ada di mana.
Dengan wajah cemberut, Santy kemudian keluar dari kamar, melintasi Aldi menuju ke dapur membereskan makan malam bagi dua anaknya yang akan pulang dari les mengaji di Masjid At-Taqwa.
Kebenciannya pada Aldi semakin dalam, bahkan mendengar suaranya saja sudah merasa muak. Beda dengan Anto yang lembut dan tidak pernah teriak-teriak.
baca juga: Mam Fifi Bagikan Tips Sebelum Mengkomunikasikan Hal Berat dengan Pasangan, Anak, atau Staff
Berganti Suami
Aldi selalu saja berteriak dan memutuskan. “Memang gampang, minta izin dari kantor?” rutuk Santy dalam hati. “Kalau mau liburan, dipersiapkan dulu dong, dan emang berapa sih bonusnya…?”
“Emang berapa sih bonusnya?” tanya Santy sambil mengaduk telur, kecap dan mentega. Di meja makan sudah ada rendang, tapi Aisyah putri bungsunya yang berusia empat tahun, mana bisa makan rendang.
Dia lebih suka nasi panas dengan telur diaduk kecap dan mentega. Sambil mengaduk-aduk telurnya, Santy menanti jawaban Aldy.
Ternyata, Masya Allah, sungguh Aldi tidak peduli bahwa dia punya istri. Dengan serta merta, dia meninggalkan Santy pergi shalat magrib di masjid tanpa pesan, tanpa salam.
“Duuh, gimana enggak jengkel dan gemas,” Santy menghentakkan pengaduk masakan dan minta Mbak Tri meneruskan masakannya.
Cepat-cepat Santy shalat dengan gumpalan sakit hati di dada.
“Laki-laki itu mau enaknya sendiri dan enggak pernah mau mendengarkan istri. Enggak bisa berkomunikasi yang baik dan seenaknya saja. Mau tidur kek, mau makan, mau ke mana pun, enggak peduli istri perlu atau enggak, dia main kabur saja,” rutuknya.
Dan kebencian Santy semakin menjadi, namun suara kecil hatinya mengingatkan untuk bersabar dan terus berzikir selepas shalat.
Santy berdoa dalam hatinya, agar ada perubahan pada suaminya.
Ada suara lain dalam hatinya, “Lihat saja kebaikannya, jangan terlalu banyak lihat keburukannya, dan jangan banding-bandingkan dengan yang lain. Kamu juga enggak mau kan kalau dibanding- bandingkan..?” Demikian suara hati Santy yang cukup meredakan kejengkelannya pada suaminya.
Tapi Santy kemudian kembali dibuat jengkel ketika suaminya pulang dengan suara keras menanyakan sayuran. Nada marah tercetus dari mulutnya,
“Kok cuma rendang sih, ini rendang kemarin lagi, emang kamu enggak ngatur si Mbak Tri yaa? Diatur dong, jangan mentang-mentang sibuk di luar, rumah dilupakan,” umpat suaminya.
“Maassss…! Mas tahu enggak, aku ini capek! Aku muak dengan rumah tangga kita. Mas itu egois, enggak ngerti perasaan istri. Mau menangnya sendiri…!!!” teriak Santy setengah menangis.
Tangisan dan teriakan itu disaksikan dengan jelas oleh empat bola mata yang bersinar polos, mata kakak Rayhan dan Aisyah yang sudah mau duduk untuk makan bersama.
“Apa-apaan sih kamu?” rutuk suaminya kesal.
“Aku kan ngomong bener, kalau salah ya salah saja. Minta maaf dan jangan berteriak-teriak kayak gitu di depan anak anak! Aku kan suamimu, apa pantas kamu begitu sama suami sendiri?” Mas Aldy mengingatkan.
Tapi Santy menangkap nada dan tidak mau mengalah dari suara Aldy. Santy teringat kembali dengan Anto yang selalu mendengarkan apapun keluhan, teriakan dan ambisi Santy.
Ingatan pada Anto membuat Santy menjadi semakin benci pada suaminya sendiri.
“Sudah Mas, aku enggak tahan, aku minta cerai…!! sambil berlari ke kamar, Santy menutup muka dan menangis tersedu-sedu. Sungguh pemandangan yang menyedihkan.
Aisyah kecil hanya diam menunduk sampai ayahnya, menyendokkan sesendok nasi dan meletakkan telur goreng kecap di piring Aisyah yang kemudian melahapnya perlahan- lahan sambil matanya menengok kiri-kanan.
“Kenapa bunda marah… Ayah? Bunda enggak mau makan yaa…? suara polosnya membuat Aldi trenyuh.
“Sudah akh, jangan nanya-nanya, orang lagi berantem, enggak enak tahu ditanya-tanya kayak gitu,” kakaknya mengingatkan Aisyah untuk diam saja.
“Ya, tidak apa-apa. Ayah yang salah, Bunda lelah tapi tanya makanan yang macam-macam. Bunda kan juga kerja bantu ayah. Harusnya ayah tidak minta perhatian yang macam-macam. Sudah ya jangan dipikirkan, Bunda lagi capek,” jelas Aldy pada anak-anaknya.
Aldy mengalihkan pembicaraan, “Bagaimana Nak, tadi sudah hafalan surat apa dengan ustaznya?” Cerita pun mengalir seru tentang TPA baru di komplek mereka.
Tentang peci yang terbang dan anak yang mendengkur di kelas. Tentang gurunya yang bawa pempek tapi rasanya seperti kertas karena tipis dan banyak sagunya.
Kehangatan tercipta di rumah itu, tanpa Santy yang masih sibuk meratapi nasibnya yang bersuamikan Aldi.
Sementara curhatnya terus berlangsung pada Anto. Bagaimana perasaannya terhadap Aldi dan kekesalannya semua lengkap diceritakan melalui SMS serta keinginannya yang kuat untuk mengganti suami ada di dalam hidupnya.
Santy lupa bahwa tidak ada manusia tanpa kekurangan dan ia pun lupa bahwa perceraian itu boleh namun dibenci Allah.
Dalam hadis, Rasulullah mengingatkan dalam sabdanya, “Perbuatan halal yang dibenci Allah adalah talak (cerai).”
Santy juga lupa bahwa berselingkuh itu dosa. Keinginannya yang kuat untuk berganti suami dari Aldi menjadi Anto merupakan hal yang salah.
Santy lupa di dalam surat Al-Baqarah Allah berfirman yang artinya, “…boleh jadi apa-apa yang kau benci itu baik bagimu dan. apa yang kau sukai justru itu buruk bagimu.”
(Dikutip dari buku Secangkir Teh Buatan Bidadari)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: