LAKI-laki dan perempuan seringkali memiliki cara yang berbeda saat mengambil keputusan. Perbedaan ini jika tidak dipahami antara ke duanya dengan baik akan menimbulkan pertengkaran, terutama bagi pasangan suami istri.
Oleh karena itu, sebelum menikah alangkah baiknya bagi laki-laki ataupun perempuan memahami perbedaan ini sehingga dapat menjalani rumah tangga di masa depan dengan saling memahami.
Menurut buku Psikologi Suami Istri karya Dr. Thariq Kamal An-Nu’aimi, realita ilmiah mengatakan bahwa cara berpikir laki-laki dalam kehidupan adalah dengan cara kosentratif dan memusat, sedangkan cara berpikir perempuan adalah dengan menjelajah atau ekspansif ke semua sisi.
Baca Juga: Perbedaan Tantrum dan Meltdown, Serupa tapi Tak Sama
Perbedaan Laki-Laki dan Perempuan Saat Mengambil Keputusan
Bagi perempuan saat mengambil keputusan, pertimbangan dari berbagai macam sisi sangat ia butuhkan. Ia akan menelurusi segala kemungkin yang terjadi sebelum memutuskan, baik kemungkinan tersebut berkaitan secara langsung dengan masalah yang sedang dihadapi maupun tidak berkaitan secara langsung.
Misal, ketika seorang perempuan akan memberi hadiah untuk orang lain, ia memiliki banyak pilihan hadiah yang hendak diberikan.
Sebaliknya, laki-laki akan memikirkan terlebih dahulu hadiah yang akan ia beli kemudian pergi ke pasar untuk membeli hadiah tersebut.
Jika cara berpikir ini tidak dipahami oleh laki-laki, ia akan menyangka bahwa perempuan merepotkan.
Cara berpikir laki-laki yang memusat ini juga berpengaruh saat ia bermusyawarah dengan orang lain. Sebelum bermusyawarah, laki-laki telah memiliki keputusan sendiri yang sudah diambilnya, sehingga saat terjadi musyawarah ia terkadang tetap pada pandangannya atau bisa jadi terjadi perubahan dari keputusan awal.
Sedangkan perempuan yang memiliki tabiat sebagai penjelajah, terlebih dahulu bermusyawarah dengan orang lain atau temannya untuk mengambil keputusan.
Lagi-lagi jika tidak ada sikap saling mengerti di antara keduanya, maka yang terjadi adalah berdebatan sengit.
Laki-laki yang selalu terlebih dahulu memiliki keputusan sendiri, saat mengungkapkan pendapatnya dengan jelas kepada pasangan maka perempuan akan mengira bahwa laki-laki ini sedang memaksakan kehendaknya tanpa mau bermusyawarah, sebab keputusannya dianggap sudah final.
Padahal, bagi laki-laki pendapatnya tersebut bisa berubah jika pasangannya memiliki pendapat yang lebih tepat dan benar. Dan jika perempuan tidak merespon atau diam saja, maka laki-laki akan menganggapnya sebagai persetujuan.
Sebaliknya, perempuan akan dipandang menjemukan oleh laki-laki saat perempuan berusaha untuk mengambil keputusan dengan cara demokratif. Perempuan sebelum mengambil keputusan akan mendalami dan menggali informasi tambahan untuk mengetahui segala kemungkinan yang akan terjadi.
Jika laki-laki tidak memahami ini, ia akan memandang perempuan tidak pintar atau lamban.
Maka untuk menghindari pertengkaran akibat dari perbedaan laki-laki dan perempuan ini, maka alangkah baiknya untuk mengkomunikasikan dengan baik setiap maksud yang hendak dilakukan oleh masing-masing individu. [Ln]