ChanelMuslim.com – Wajah perfilman Indonesia memang sedang menggeliat. Terutama dalam menonjolkan budaya, tradisi atau kearifan lokal yang dimiliki Indonesia. Salah satunya adalah film Silariang: Cinta yang (Tak) Direstui yang siap tayang pada 18 Januari 2018 di bioskop tanah air.
Tradisi bugis sudah dikenal sebagai salah satu warisan budaya di Indonesia. Bahkan hingga saat ini tradisi bugis masih terus dijalankan khususnya dalam menjaga darah keturunan bangsawan (andi). Hal tersebut yang menjadikan tradisi bugis terkait silariang (kawin lari) diangkat menjadi sebuah karya film.
Film Silariang ini kaya dengan budaya Bugis tetapi dikemas secara populer khas anak muda kekinian. Film ini juga memperlihatkan sejumlah nilai-nilai budaya baik yang bisa ditiru. Tentu saja setelah melalui riset yang panjang berdasarkan penuturan penulis cerita.
“Saya datang ke bugis seperti gelas kosong saja bahkan sampai kebanjiran informasi tentang budaya bugis dan juga sempat bingung bagaimana mengerucutkannya,” ungkap Oka Aurora, penulis cerita atau skenario film Silariang.
Film Silariang diakui sang sutradara, Wisnu Adi, sebagai cerita cinta yang sederhana. Cerita tentang keluarga, sosok ibu, perkawinan siri dan bibit-bebet-bobot dalam memilih pasangan hidup yang dibalut bersamaan dengan budaya bugis yang kental. Beberapa prosesi budaya bugis yang dipertontonkan seperti Mabaratta (prosesi menganggap mati orang yang masih hidup) atau penyebutan gelar dalam strata sosial.
Tak hanya mengangkat budaya bugis, film Silariang juga menyuguhkan gambar pesona alam yang luar biasa. Sebagian besar gambar direkam di lokasi wisata Rammang Rammang yang berjarak sejam perjalanan dari Makassar. Hal tersebut dikatakan Ichwan Persada selaku produser film Silariang.
Konferensi Pers film Silariang: Cinta yang (Tak) Direstui diselenggarakan pada 10 Januari 2018 di Epicentrum Jakarta. Dalam konferensi pers tersebut dihadiri oleh segenap kru dan pemain film Silariang. (Wnd)