MELAKUKAN perjalanan haji atau umroh, merupakan salah satu rukun islam yang sangat didamba-dambakan oleh setiap muslim di dunia.
Bagaimana tidak, perjalanan haji atau umroh ini merupakan ibadah yang dimana jika seorang muslim melaksanakannya akan mendapat ganjaran pahala yang sangat besar.
Salah satu hal yang dinanti-nanti para jemaah haji adalah mencium hajar aswad. Sebuah batu hitam yang diyakini berasal dari surga ini selalu menjadi pusat perhatian umat muslim ketika mengunjungi ka’bah.
Kira-kira bagaimana sejarah dan keistimewaan batu hajar aswad ini?
Baca juga : Umat Islam Sekarang dapat Menyentuh Hajar Aswad Secara Virtual
Sejarah dan Keistimewaan Hajar Aswad
Hajar Aswad tidak seperti batu pada umumnya. Walaupun memiliki tampilan fisik seperti batu biasa, namun Hajar Aswad diyakini merupakan sebuah batu yang berasal dari surga.
Seperti sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi “Hajar Aswad adalah batu yang berasal dari surga.”
Disebut Hajar Aswad karena batu ini berwarna hitam, nama tersebut berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu “Hajar” yang berarti batu dan “Aswad” yang berarti hitam.
Namun, jauh sebelum Hajar Aswad menjadi berwarna hitam seperti sekarang ini, batu ini berwarna putih. Seperti sabda Rasulullah SAW berikut:
“Hajar Aswad itu dibawa dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dosa-dosa anak cucu adamlah yang menjadikannya berwarna hitam.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Al Baihaqi)
Pada awalnya, Hajar Aswad ditemukan oleh Nabi Ismail lalu oleh Nabi Ibrahim diletakkan di atas pondasi Ka’bah.
Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Hajar Aswad ini diantar langsung oleh Malaikat Jibril dari surga pada Nabi Ismail, lalu ia berikan kepada ayahnya yaitu Nabi Ibrahim.
Sebelum diletakkan di salah satu sisi Ka’bah, Nabi Ibrahim membawa Hajar Aswad tersebut thawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali sembari menciuminya. Itulah pertama kali Hajar Aswad diletakkan dekat dengan Ka’bah kemudian senantiasa dijaga.
Namun, dalam sejarahnya Hajar Aswad pernah berpindah tempat disebabkan banjir bandang yang terjadi di Kota Mekkah.
Pada masa itu, Kaum Quraisy berdebat hebat dan saling berselisih pendapat tentang siapa yang berhak meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya semula.
Maka, ada yang mengusulkan bahwa mereka akan meminta pendapat kepada orang yang dikenal paling jujur yakni Nabi Muhammad SAW.
Kemudian, dengan bijak Nabi Muhammad berkata, “Ambilkan aku selembar kain,” kemudian dibawakanlah satu lembar kain putih yang dibentangkan dan beliau menaruh Hajar Aswad di atasnya.
Lalu, beliau berkata, “Hendaknya masing-masing kabilah memegang ujung-ujung kain tersebut, dan mengantarkannya ke dekat Ka’bah.” Maka, selesai sudah masalah tersebut dengan damai atas kebijaksanaan Nabi Muhammad yang saat itu usianya baru 30 tahun.
Keistimewaan Hajar Aswad lainnya adalah, batu Hajar Aswad ini terletak di salah satu bagian ka’bah, lebih tepatnya di sisi sebelah tenggara ka’bah. Hal ini membuat Hajar Aswad hanya dapat di kunjungi ketika umat muslim melaksanakan umroh atau haji.
Hajar Aswad juga menjadi titik awal dari pelaksanaan salah satu rukun haji dan umroh yaitu thawaf. Thawaf merupakan kegiatan berjalan mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali, bermula dari Hajar Aswad dan berakhir di Maqam Ibrahim.
Lantas bagaimana hukum mencium Hajar Aswad? Apakah itu termasuk dengan kita menjadi seolah-olah menyembah batu?
Dikutip dari sejarah, mencium Hajar Aswad adalah sunah Rasulullah SAW. Dalam sejarah disebutkan bahwa Umar bin Khattab pernah melihat Rasulullah mengusap dan mencium Hajar Aswad, seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari:
“Sungguh, aku tahu bahwa engkau (Hajar Aswad) hanyalah sebuah batu, yang tidak memberikan manfaat maupun keburukan bagiku. Jika saja aku tak melihat Rasulullah SAW pernah menciummu (Hajar Aswad), maka aku juga enggan untuk melakukannya.”
Hal ini menunjukkan bahwa tujuan mengusap dan mencium Hajar Aswad adalah semata-mata untuk melaksanakani sunnah Rasullah semata. Dan mematahkan anggapan bahwa tujuannya untuk menyembah batu. [MRR / Sejarah dan Keistimewaan Hajar Aswad, Batu Hitam dari Surga, arrahmahtour.com]