TURKI sukses melaksanakan pemilu pada Ahad, 14 Mei lalu. Hasilnya seperti diduga: pertarungan sengit Islam dan sekuler di Turki.
Pemilu Turki menunjukkan pertarungan sengit dua kubu. Kubu Islam yang disimbolkan Erdogan (69 tahun), dan kubu sekuler yang diwakili Kemal Kilicdaroglu (74 tahun).
Hasil pemilu tersebut mengantarkan Turki pada pemilu dua putaran. Hal ini karena tak satu pun dari capres yang meraup suara 50 persen lebih. Bahkan hasil keduanya sama-sama di kisaran 40-an persen. Sebuah hasil yang menunjukkan sama kuat.
Partisipasi Aktif
Pemilu yang diikuti sekitar 61 juta suara itu menunjukkan partisipasi aktif para pemilih. Meskipun pemungutan suara dimulai jam 8 pagi, tapi para pemilih sudah antri di TPS sebelum jam tersebut.
Hal ini karena pemilu di Turki saat ini benar-benar menunjukkan pertarungan ideologis yang begitu kental.
Turki saat ini memang berada pada komposisi penduduk yang fifty-fifty antara pro Islam dan pro sekuler. Polarisasinya begitu ekstrim.
Kepemimpinan Erdogan sejak tahun 2003, memang membangkitkan Turki pada nuansa keislaman yang kental. Dan selama waktu 20 tahun itu, Erdogan akhirnya diuji dengan gelombang krisis ekonomi yang bukan hanya melanda Turki, tapi juga Eropa secara keseluruhan karena perang Rusia Ukraina.
Pertarungan Patron Rusia Amerika
Pasca perang Rusia Ukraina akhirnya menyeret Turki pada pertarungan dua patron besar, yaitu Rusia dan Amerika. Bisa dibilang, pemilu kali ini merupakan penentuan seperti apa patron Turki ke depan. Dan hal itu sangat penting untuk Rusia dan Amerika.
Bagi Rusia, Turki berada di kawasan yang menyambungkan Rusia, Iran, Cina, dan kawasan Asia lainnya. Sementara bagi Amerika, Turki merupakan benteng Amerika untuk mencegah pengaruh Rusia masuk ke kawasan Eropa.
Tidak heran jika analisis memprediksi bahwa dua kekuatan adidaya itu akan ‘all out’ di pemilu Turki kali ini.
Sudah bukan rahasia lagi kalau Erdogan berada pada patron Rusia. Sementara, Kemal pada patron Amerika dan Barat.
Bisa dibilang, pertarungan ideologis dan patron dua adidaya ini sangat dahsyat. Dan hasilnya akan bisa dilihat setelah pemilu putaran kedua pada 28 Mei mendatang.
Selain akan menentukan presiden terpilih, pemilu di Turki juga akan memilih 600 anggota parlemen dari 81 provinsi. [Mh]