DUNIA kerja tampaknya akan dijajah wanita. Sekolah sudah mulai sepi tapi pukul 16.00 WIB kami masih mulai dengan rapat pekanan. Banyak yang dibahas.
Magrib pun belum tentu tuntas. Demikianlah kalau yang bekerja wanita, biasanya dilalui dengan sungguh-sungguh.
Perempuan itu tekun, detail dan tuntas. Perempuan juga lebih fokus dan enggak tahu kenapa tanggung jawab dan memikirkan sampai semua dapat.
Selain itu, perempuan juga mau bekerja ekstra dan mudah dimintai bantuan. Maksudnya walau bukan dalam lingkup kerjaannya tapi tetap mau mengerjakan yang lain. Alias membantu teman.
Memang budaya kerja kayak begitu yang aku lakukan. Semua mau mengerjakan apa saja. Jadi, enggak heran kalau lihat ketua Yayasan ikut menjaga gerbang SD atau Principal mengepel lantai.
Bahkan Kepsek memotong kue dan driver membantu mengiris bawang di dapur. Ya kita mah mengerjakan apa-apa sama-sama saja. Enggak ada jaim-jaiman yang penting beramal maksimal.
Baca Juga: JIGSc Teachers
Dunia Kerja Tampaknya Akan Dijajah Wanita
Suatu hari, ada pegawai baru melamar kerjaan dan aku tanya kalian butuh lelaki atau perempuan. Serentak semuanya menjawab, “Perempuan saja Mam, lebih detail dan cekatan.”
Aku pun terdiam. Dunia kerja tampaknya akan dijajah wanita.
Aku; “Lelaki saja ya? Biar bisa pulang malam dan angkat-angkat barang.”
Mereka; “Enggak Mam. Kita juga pulang suka malam dan barang-barang yang diangkat enggak banyak kok. Kalau perempuan lebih cekatan Mam.”
Aku; “Waduh!”
Tapi ini realita, saudara-saudara. Tampaknya harus ada kerja sama antara Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Peranan Wanita untuk membuka satu divisi Menteri Peranan Pria Bekerja.
Dari Abu Musa bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap orang muslim punya hak shadaqah.”
Beliau ditanya, “Jika ia ia tidak mendapatkan suatu untuk dishadaqahkan?” Beliau bersabda, “Dia harus bekerja untuk memberi manfaat bagi dirinya.”
“Bagaimana bila ia tidak mampu berusaha?” Beliau bersabda, “Menolong yang sedang kesusahan.” Beliau ditanya, “Bagaimana bila ia juga tidak mampu?”
Beliau bersabda, “Menahan diri dari segala keburukan adalah shadaqah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
(Catatan Mam Fifi, November 2019)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Mam Fifi P. Jubilea (+62 813‑8943‑1070)
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: