ANAK dipukuli sama ibunya sampai meninggal. Aku menangis bacanya. Aku membayangkan detik-detik si anak ketakutan karena orang satu-satunya yang seharusnya paling dipercaya, paling dicintai ternyata malah menjadi horor baginya.
Namun, cerita kayak gini biasa saja di negeri Barat. Bahkan mereka sampai punya social worker yang siap menjadi ibu-ibu penampungan anak-anak yang emaknya bermasalah.
Dengan adanya lembaga sosial ini menunjukan banyaknya ibu-ibu bermasah di negeri Barat.
Contoh kasusnya, pernah ada satu rumah memiliki 3 anak kecil (usia batita), lalu pampers satu anak sudah 3 hari tidak diganti, dan anak-anak pada mengambil makanan dari dalam kulkas kemudian mengunyah wortel mentah karena ibunya meninggal di rumah tersebut akibat overdosis narkoba.
Ketahuannya bagaimana? Iya karena ada satu anak yang menunjukan mukanya pucat kurang makan dari balik jendela ketika ada tukang pos datang.
Kebayang jika telat satu hari saja, anak-anak tersebut bisa mati lemas.
Semua orang perlu tempat bergantung, tapi ketika ibu yang dijadikan tempat bergantung adalah ibu yang lemah secara mental, maka sang anak bukan hanya hancur tetapi mati.
Mati hati dan badannya. Semua ibu pasti menangis baca cerita anak yang meninggal karena dipukulin ibunya sendiri. Tentu bila kita tahu, pastilah anak itu akan kita ambil untuk diadopsi.
Kasihan anak-anak itu! Seharusnya, pihak sekolah melakukan pemantauan ke rumah bila ada anak yang tampak tidak sehat baik dari segi perilaku maupun kondisi fisiknya.
Bahkan anak yang di kelas tidak pernah bawa makanan pun harus diperhatikan juga. Dan, perlu diselidiki mengapa? Karena orang tua yang sayang anaknya sangat khawatir anaknya kelaparan.
baca juga: Salahkah Anak Saat Berbuat Salah
Aku Menangis Membaca Anak Dipukuli Ibunya sampai Meninggal
Fenomena ini rasanya tidak adil. Ada orang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi tak kunjung mendapatkannya. Ada yang sudah diberi anak tetapi disia-siakan.
Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya tentang kepemimpinanmu. Imam adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.
Orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Isteri adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.
Pelayan adalah pemimpin dalam menjaga harta tuannya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.
Dan masing-masing dari kamu sekalian adalah pemimpin danakan ditanya tentang kepemimpinannya. [HR Bukhari juz 1, hlm. 215]
Aku cuma bisa berterima kasih pada Allah. Karena telah dipenuhkannya cinta di hatiku pada anak-anakku. Cinta menimbulkan rasa percaya diri.
Self esteem, yakni yakin dirinya layak dan berharga. Bahkan dalam lelapnya pun dia, si anak, akan tersenyum bahagia.
(Vila Sakinah, 12 November 2017)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: