SAHABAT Muslim, apakah kamu cemas terhadap datangnya azab Allah? Apakah kamu pernah membayangkan azab tersebut datang tiba-tiba ketika kamu sedang tidur atau melakukan aktivitas sehari-hari?
Dalam surat Al-A`raf ayat 97 sampai 99, Allah memperingatkan sekaligus mencela orang-orang yang ingkar kepada Allah karena tidak sedikit pun khawatir terhadap azab Allah. Bukannya memperbaiki tingkah laku, mereka justru makin menjadi dengan sikap buruknya.
Baca Juga: Surat Al-A`raf Ayat 55 dan 56, Etika Berdoa kepada Allah
Surat Al-A`raf Ayat 97 sampai 99, Cemas terhadap Datangnya Azab Allah
اَفَاَمِنَ اَهْلُ الْقُرٰٓى اَنْ يَّأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَّهُمْ نَاۤىِٕمُوْنَۗ ٩٧
Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari siksa Kami yang datang pada malam hari ketika mereka sedang tidur? (Al-A`raf: 97)
اَوَاَمِنَ اَهْلُ الْقُرٰٓى اَنْ يَّأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَّهُمْ يَلْعَبُوْنَ ٩٨
Atau, apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari siksa Kami yang datang pada waktu duha (waktu menjelang tengah hari) ketika mereka sedang bermain? (Al-A`raf: 98)
اَفَاَمِنُوْا مَكْرَ اللّٰهِۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْخٰسِرُوْنَ ࣖ ٩٩
Atau, apakah mereka merasa aman dari siksa Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada orang yang merasa aman dari siksa Allah, selain kaum yang rugi. (Al-A`raf: 99)
Dijelaskan dalam tafsir tahlili, ayat 97 menjelaskan bahwa Allah memberi peringatan kepada orang-orang yang ingkar, dalam bentuk suatu pertanyaan, “Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman ketika siksaan Kami kepada mereka datang di malam hari pada waktu mereka tidur?”
Maksudnya ialah bahwa azab Allah itu ditimpakan kepada mereka yang telah mendapatkan seruan para rasul tetapi mereka ingkar dan tidak menggunakan akalnya.
Sebab seandainya mereka itu mau berpikir dan mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang telah dialami oleh umat-umat yang terdahulu, akibat tenggelam dalam kenikmatan hidup sehingga mereka lupa kepada Allah yang memberikan nikmat, niscaya mereka akan merasa cemas tentang kemungkinan datangnya azab Allah kepada mereka.
Kecemasan semacam itu, tentu akan mendorong mereka segera memperbaiki tingkah-laku, antara lain dengan menjauhkan diri dari segala macam kemusyrikan dan kemaksiatan, akan tetapi kenyataannya tidak demikian.
Mereka bahkan merasa aman dan tidak mempunyai kekhawatiran sedikitpun akan datangnya siksa Allah kepada mereka. Hal ini tampak dari tingkah-laku mereka, yang terus tenggelam dalam kenikmatan, serta tetap dalam kemusyrikan dan bermacam-macam kemaksiatan kepada Allah.
Pada ayat 98, Allah mencela tingkah-laku orang-orang yang ingkar, yaitu mereka tampak tidak mempunyai kekhawatiran tentang kemungkinan datangnya azab Allah ketika mereka dalam keadaan lalai.
Dengan firman ini Allah memperingatkan mereka bahwa azab-Nya mungkin saja menimpa mereka ketika mereka sedang lalai baik pada waktu tidur pagi hari, maupun pada waktu mereka asyik berfoya-foya, sehingga mereka tidak akan sempat lagi mempersiapkan diri untuk keselamatan mereka.
Oleh sebab itu, sebaiknya mereka insaf dan waspada terhadap azab Allah, apalagi mereka telah mendengar seruan rasul dan nasihat-nasihat yang diberikan kepada mereka untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam ayat 99, sekali lagi Allah mengulangi celaan-Nya terhadap tingkah-laku orang-orang kafir, “Apakah mereka aman terhadap azab Allah yang tidak terduga-duga?”
Kemudian Allah menjelaskan bahwa orang-orang seperti merekalah yang akan merugi. Dengan firman-Nya ini Allah menegaskan bahwa orang yang berakal sehat dan memegang teguh fitrah yang dikaruniakan-Nya kepada manusia serta memperhatikan peristiwa dan kejadian sejarah serta memperhatikan ayat-ayat Allah, tentu tidak akan merasa aman dari kedatangan azab-Nya.
Akan tetapi mereka yang ingkar ini benar-benar telah kehilangan akal sehat serta fitrah yang dikaruniakan Allah kepada mereka dan tidak pula mau memperhatikan peristiwa-peristiwa sejarah serta ayat-ayat Allah, sehingga mereka betul-betul telah menjadi orang yang merugi.
Mereka sudah kehilangan kekhawatiran terhadap datangnya azab Allah padahal mereka senantiasa berbuat kemaksiatan dan kemusyrikan.
Bagi orang yang beriman, sikap yang tepat ialah yakin tentang sifat pemaaf dan pengasih yang ada pada Allah, namun demikian ia harus senantiasa takut kepada azab-Nya yang mungkin datang menimpa dirinya tanpa diduga sebelumnya, sebagai akibat dari perbuatan yang dilakukannya.
Oleh sebab itu, mereka senantiasa berhati-hati dan menghindarkan diri dari hal-hal yang akan menyebabkan datangnya azab tersebut pada dirinya.
Dalam Al-Qur’an orang-orang kafir biasa disebut “orang-orang merugi?” Maka orang-orang yang kehilangan rasa kekhawatiran terhadap azab Allah, sama halnya dengan orang-orang yang berputus-asa terhadap ampunan dan rahmat Allah, kedua sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat orang kafir, yang disebut juga orang-orang yang merugi. [Cms]