TAHUKAH kamu bagaimana isi doa setelah shalat istikharah? Sebelumnya, kita perlu mengetahui bagaimana hukum shalat istikharah terlebih dahulu.
Fatwa dari Asy-Syeikh Prof. DR. Kholid Abdullah Al-Muslih hafizhahullahu Ta’ala menjelaskan bahwa shalat Istikharah hukumnya sunnah.
Baca Juga: Istikharah Berdimensi Sangat Luas, Ini Hikmahnya!
Doa setelah Shalat Istikharah
Tata caranya adalah siapa yang menginginkan suatu urusan dari urusan-urusan, dia shalat dua rakaat dengan niat shalat istikharah (minta pilihan) kemudian berdoa dengan doa yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan selainnya dari hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu:
Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kami istikharah dalam perkara seluruhnya sebagaimana beliau mengajari kami surat dari Al-Quran, beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Apabila salah seorang menginginkan suatu perkara, maka hendaknya ia rukuk (shalat) dua rakaat yang bukan shalat fardhu, kemudian berdoa:
اللهم إني أستخيرك بعلمك وأستقدرك بقدرتك وأسالك من فضلك العظيم، فإنك تقدر ولا أقدر وتعلم ولا أعلم وأنت علام الغيوب. اللهم إن كنت تعلم أن هذا الأمر خير لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري – أو قال عاجل أمري – فاقدره لي ويسره لي ثم بارك لي فيه. وإن كنت تعلم أن هذا الأمر شر لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري – أو قال في عاجل أمري وآجله – فاصرفه عني واصرفني عنه، واقدر لي الخير حيث كان ثم أرضني به. قال ويسمي حاجته
“Allahumma inniy astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as-aluka min fadhlikal ‘azhim, fainnaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa ‘a’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub.
Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amru khairul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa ‘aqibati amriy” atau; ‘Aajili amriy wa aajilihi faqdurhu liy wa yassirhu liy tsumma baarik liy fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amru syarrul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa ‘aqibati amriy” aw qaola; fiy ‘aajili amriy wa aajilihi fashrifhu ‘anniy washrifniy ‘anhu waqdurliyal khaira haitsu kaana tsummar dhiniy bih”.
Beliau bersabda: Dan sebutlah keperluannya.”
(Ya Allah aku memohon pilihan kepadaMu dengan ilmuMu dan memohon kemampuan dengan kekuasaanMu dan memohon kepadaMu dengan karuniaMu yang Agung, karena Engkau Maha berkuasa sedang aku tidak berkuasa.
Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui karena Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang ghoib.
Ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini atau Beliau bersabda; di waktu dekat atau di masa nanti maka takdirkanlah buatku dan mudahkanlah kemudian berikanlah berkah padanya.
Namun sebaliknya, ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini atau beliau bersabda; di waktu dekat, maka jauhkanlah urusan dariku dan jauhkanlah aku darinya dan tetapkanlah buatku urusan yang baik saja di mana pun adanya kemudian paskanlah hatiku dengan ketetapanMu itu.”
Beliau bersabda: “Dia sebutkan urusan yang sedang diminta pilihannya itu.”
Yang paling utama doa ini dibaca sebelum salam, karena sesungguhnya kebanyakan doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sebelum salam, tetapi boleh berdoa setelah salam.
Adapun istikharah untuk orang lain, maka sungguh sebagian ahli ilmu dari kalangan Malikiyah dan Syafi’iyyah membolehkannya, karena mengambil sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa yang mampu memberi manfaat kepada orang lain, maka hendaknya ia lakukan.”
Diriwayatkan Muslim di kitab shahihnya dari hadits Jabir bin Abdillah. Dan yang tampak (rajih) menurutku, tidak beristikharah untuk orang lain, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengarahkan perintah kepada orang yang membutuhkan (pilihan),” Apabila menginginkan salah seorang dengan suatu perkara…”. Al-Hadits.
Maka hukum asalnya seseorang beristikharah untuk dirinya, jika seseorang tidak bisa atau tidak mampu melakukannya, maka aku berharap ada manfaatnya orang lain yang beristikharah untuknya.
Karena, hal itu termasuk bagian dari mendoakan kebaikan untuk saudaranya. Adapun tata cara istikharah untuk orang lain tidak berbeda dengan tata cara istikharah untuk dirinya sendiri. Wallahu a’lam. [Cms]
almosleh.com
Alih bahasa: Ust. Agus Santoso, Lc., M.P.I
t.me/bimbingansyariah