SYAHADATAIN bukan sekedar deratan kata yang harus diikrarkan bagi tiap muslim, namun sepaket dengan keyakinan, pola pikir, akhlak dan perilaku. Dari sana kekuatan syahadatain dalam membangun peradaban suatu bangsa dapat tegak.
Bukan tanpa bukti, ketika hendak membangun masyarakat baru di atas puing-puing jahiliyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengawali perubahan itu dari politik, ekonomi ataupun yang lainnya. Beliau mengawalinya dengan mengubah apa yang ada di dalam jiwa.
Hal paling penting yang ada di dalam jiwa itu adalah keyakinan. Dengan syahadatain itu, terjadilah perubahan besar yang sangat mendasar dalam seluruh aspek kehidupan generasi terbaik itu.
Baca Juga: Terjemahan dan Isi Kandungan Hadis Kedua Arbain An Nawawiyah
Kekuatan Syahadatain dalam Membangun Peradaban
Bangsa yang kecil, terisolasi, dan terbelakang itu kemudian menjadi bangsa terbaik yang pernah dilahirkan untuk seluruh bangsa.
Mereka hijrah dari jahiliyah kepada Islam, dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang, dari kemunafikan kepada keikhlasan, dan dari keterbelakangan dan kemiskinan menuju kemajuan dan kesejahteraan.
Karena itu, ayat-ayat yang pertama kali turun adalah yang berkaitan dengan surga dan neraka. Artinya, hal-hal yang berkaitan dengan akidah. Sedangkan inti akidah adalah syahadatain.
Pentingnya fondasi ini dapat dilihat dari perjalanan dan periodisasi dakwahnya. Pada 13 tahun pertama, beliau hanya fokus membangun akidah dan akhlak yang tidak lain adalah syahadatain itu.
Tahun-tahun pertama hijrah ke Madinah, pembangunan fisik dimulai dengan masjid sebagai sentra kegiatan dan inspirasi dari seluruh aktivitas yang akan dilakukan setelah itu, yaitu menghamba kepada Allah dan menebarkan rahmat (kebaikan) kepada seluruh alam. [Ln]
Sumber: Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah oleh Jasiman, Lc