SALAH satu basic counselling skill adalah empati. Bagaimana melatih sikap empati sebagai kemampuan dasar seorang Konselor? Konselor Keluarga Cahyadi Takariawan menjelaskan sebagai berikut.
Di antara kemampuan basic bagi konselor/konsultan keluarga adalah sikap empati.
Dalam proses konseling, empati merupakan dasar bagi terbentuknya hubungan terapeutik antara konselor dengan klien.
Akan menjadi masalah apabila konselor kurang memiliki rasa empati dalam mendampingi klien.
Dalam sebuah proses konseling, klien bisa merasa kecewa kepada konselor dan hilang kepercayaan, karena tidak merasakan sikap empati.
Rizki Amalia (2019) menyatakan, keefektifan konseling (counseling effectiveness) lebih ditentukan dari kecakapan konselor. Oleh karena itu, kemampuan empati harus ditumbuhkembangkan secara sistematis.
Baca Juga: Mengenal Teknik Attending dalam Konseling
Pengertian Empati
Hurlock (dalam: Amalia, 2019) menyatakan empati sebagai kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain, sehingga orang lain seakan-akan menjadi bagian dalam dirinya.
Baron dan Byrne (dalam: Amalia, 2019) menjelaskan bahwa empati adalah kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain.
Dalam konseling, empati adalah kemampuan konselor untuk memasuki dunia klien, serta merasakan perasaan klien (Capuzzi dan Gross, dalam: Amalia, 2019).
Hepworth dan Larsen (dalam: Amalia, 2019) menyatakan, empati memuntut kemampuan konselor untuk memahami secara tepat dan peka terhadap perasaan- perasaan klien.
Selanjutnya, konselor menunjukkan pemahaman atas perasaanperasaan ini dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan pengalaman klien.
Batson dan Coke (2019) menyatakan bahwa empati meliputi tiga aspek.
(1) kehangatan, yaitu bersikap hangat terhadap orang lain, (2) kelembutan, yaitu bersikap dan bertutur kata lemah lembut terhadap klien, (3) peduli, yaitu perhatian terhadap kondisi klien.
Baca Juga: Belajar Empati terhadap Orang Lain
Melatih Sikap Empati, Kemampuan Dasar Bagi Konselor
Mahsudi (dalam: Amalia, 2019) menjelaskan ada dua cara agar konselor mampu menghadirkan empati terhadap klien.
Pertama, Melatih Empati
Hendaknya para konselor selalu melatih diri untuk bisa memiliki kemampuan empati, dengan cara sebagai berikut.
a. Menuliskan perasaan positif atau negatif
Apabila kita mengalami perasaan positif atau negatif, segera tuliskan. Menulis perasaan menyenangkan ataupun menyedihkan, adalah sebuah latihan empati.
Agar bisa merasakan kebahagiaan dan kesedihan, serta menghayatinya. Ditulis agar tidak mudah lupa.
b. Mendengarkan curhat
Dengarkan curhat klien sampai selesai dan penuh perhatian. Semakin banyak mendengarkan curhat, konselor akan semakin mampu mengerti dan memahami kondisi orang lain.
Akhirnya konselor bisa lebih mengetahui cara memahami orang lain.
c. Membayangkan kejadian pada diri kita
Coba bayangkan sesuatu yang akan kita rasakan apabila mengalami kondisi yang dialami orang lain. Dengan begitu akan muncul emosi yang sama, baik positif maupun negatif.
Mungkin berupa marah, sedih, kecewa, terluka atau gembira.
Kedua, Mempraktikkan Empati
Selain melatih diri untuk berempati, sekaligus dilanjutkan dengan melakukan tindakan nyata dalam berempati. Di antara cara praktik empati adalah sebagai berikut.
a. Berhati-hati dalam ucapan dan perbuatan
Pikirkan perilaku dan perkataan sebelum melakukan atau mengucapkannya kepada klien.
Mungkin saja ada perilaku dan perkataan yang menyakiti klien, sementara konselor tidak menyadarinya. Maka perlu berhati-hati memilih ucapan dan respon perbuatan.
b. Mulai dari diri-sendiri
Mulai saja dari diri sendiri peduli pada orang lain. Jangan menyuruh orang lain melakukan sesuatu yang kita sendiri tidak mau melakukannya.
c. Memberikan bantuan
Lakukan tindakan nyata dengan memberikan bantuan pada klien. Jika ada klien datang, terima dengan baik. Bantu sampai menemukan solusi masalah yang dihadapi.
Sahabat ChanelMuslim, itulah beberapa cara melatih empati sebagai seorang konselor maupun teman yang ingin membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi orang lain.
Semoga bermanfaat.[ind]
Bahan Bacaan
Amalia, Rizki. (2019). Empati Sebagai Dasar Kepribadian Konselor. JPdK (Jurnal Pendidikan dan Konseling). Vol 1 No 1 Hal. 56-58
Coke, J. S., Batson, C. D., & McDavis, K. (1978). Empathic Mediation of Helping: A Two-stage Model. Journal of Personality and Social Psychology, 36(7), 752–766. https://doi.org/10.1037/0022-3514.36.7.752