NILAI waktu bagi seorang muslim dijelaskan oleh K.H. Iman Santoso, Lc., M.E.I.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم لرجلٍ وهو يَعِظُه: ((اغْتَنِمْ خَمْسًا قبلَ خَمْسٍ: شبابَكَ قبلَ هَرَمِكَ، وصِحَّتَكَ قبلَ سَقَمِكَ، وغِناءكَ قبلَ فَقْرِكَ، وفَراغَكَ قبلَ شُغلِكَ، وحياتَكَ قبلَ موتِكَ))؛ أخرجه الحاكم في المستدرك.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Manfaatkan lima perkara sebelum datangnya lima, masa mudamu sebelum tuamu; waktu sehatmu sebelum sakitmu; saat kayamu sebelum fakirmu; masa luangmu sebelum sibukmu; dan hidupmu sebelum matimu.” (HR Hakim )
Tidak terasa kita sudah memasuki tahun 2023. Waktu begitu cepat berlalu, sedangkan kesempatan hidup semakin berkurang.
Semoga kita tidak merugi karena tidak memiliki visi dan misi atas bimbingan Allah Rabbi.
Baca juga: Membagi Waktu untuk Menghafal Al-Qur`an
Nilai Waktu Bagi Seorang Muslim
Nilai waktu sangat diukur dan ditentukan oleh filosofi dasar sebuah masyarakat dan bangsa.
Masyarakat Barat yang memiliki pola hidup materialisme, maka mengukur nilai waktu dari capaian materi, ‘Time Is Money’ , atau nilai waktu diukur atas uang (time value of money).
Bagi umat Islam yang melandasi hidupnya dengan ajaran Islam, waktu adalah modal kehidupan, imam Hasan Al Banna berkata, ‘Al-Waqtu huwal hayah (Waktu adalah Kehidupan)’.
Al Qur’an dan As-Sunnah sudah sedemikian jelas menerangkan nilai dan urgensi waktu. Ketika Allah Ta’ala bersumpah dengan waktu, itu menunjukkan 3 hal:
Pertama, pentingnya dan agungnya urusan waktu.
Kedua, bahwa semua ibadah dan amal sholeh terkait dengan waktu.
Ketiga, anjuran untuk segera dan berlomba dalam melakukan ibadah dan amal sholeh.
Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan arahan sangat jelas agar kita senantiasa memanfaatkan waktu produktif dan waktu utama dalam kehidupan di dunia agar tidak menyesal di akhirat.
Bahkan kita meraih sukses dan bahagia di dunia dan akhirat.
Berkata Imam Al Hasan Al Bashri
يا أبن آدم إنما أنت أيام .. إذا ذهب يومك ذهب بعضك
Wahai anak Adam sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari-hari.
Jika harimu berlalu, maka sebagian dirimu juga berlalu.
Beliau juga memberi nasohat kepada Umar bin Abdul Aziz
إنَّما الدُّنيا حلم، والآخرة يقظة، والموت متوسط ونحن في أضغاث أحلام .
ومن حاسبَ نفسَهُ ربِحَ، ومنْ غفَلَ عنها خَسِرَ، ومن نظرَ في العواقِبِ نجا، ومنْ أطاعَ هواهُ ضلَّ، ومنْ حَلُمَ غَنِمَ، ومن خافَ سَلِمَ، ومن اعتبَرَ أبصَرَ، ومنْ أبْصَرَ فهِمَ، ومنْ فهِمَ علِمَ، ومنْ علِمَ عمِلَ، فإذا زللْتَ فارجِع، وإذا ندمتَ فأقلِعْ، وإذا جهِلْتَ فاسأل، وإذا غضبتَ فأمْسِك، واعلم أنَّ أفضلَ الأعمالِ ما أكْرهت النفوسُ عليهِ.
Sesungguhnya dunia itu mimpi dan akhirat itu bangun dan terjaga.
Kematian antara keduanya dan kita di antara buaian mimpi-mimpi.
Siapa yang menghisab dirinya beruntung
Siapa yang lalai dari hisab merugi
Siapa yang melihat pada akibat akan selamat
Siapa yang mentaati hawa nafsunya maka akan tersesat
Siapa yang santun akan beruntung
Siapa yang takut akan selamat
Siapa yang mengambil pelajaran akan mawas
Siapa yang mawas akan faham
Siapa yang faham akan tahu
Siapa yang tahu akan beramal
Jika engkau hina kembalilah
Jika engkau menyesal berhentilah
Jika engkau bodoh bertanyalah
Jika engkau marah tahanlah
Ketahuilah bahwa amal yang paling baik adalah sesuatu yang dibenci jiwa.
Semoga Sahabat Chanelmuslim.com dapat memahami nilai waktu yang diberikan kepada kita.[ind]