SETIAP jiwa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah. Banyak hal dan peristiwa yang terjadi di seputar kita tetapi seringkali tidak membuat kita mengingat kekuatan Allah.
Di antaranya, jatuhnya seorang pekerja dari lantai 47 tetapi orang itu masih hidup! KH. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc. mengutip tulisan berikut dari berbagai sumber.
“Ia jatuh dari lantai 47 di Manhattan tapi masih hidup”. Demikian judul berita peristiwa yang membuat para dokter di Amerika tercengang.
Seorang pekerja di New York selamat dari kematian setelah terjatuh dari lantai 47 ketika membersihkan kaca jendela gedung pencakar langit di New York.
Sides Morino, seorang imigran dari Ekuador berusia 37 tahun, bekerja bersama saudara kandungnya di sebuah perancah (stager) di ketinggian 150 meter, ketika stager itu memuat keduanya.
Saudara kandungnya meninggal dunia seketika tetapi Sides jatuh ke tanah dan mengalami cidera serius di otak, tulang punggung dan panggul.
Kedua betis, lengan kanan dan tulang rusuknya patah. Sekalipun demikian, ia masih tetap hidup.
Setelah dilakukan beberapa kali operasi, kesadaran dan kemampuan bicaranya pulih kembali. Menurut para dokter, akan segera bisa berjalan dengan kedua penyakitnya.
Harian New York Times mengutip pernyataan Dr. Philip Bray, ahli bedah di RS Presbyterian yang menangani Morino: “Jika Anda percaya mukjizat maka ini salah satunya tanpa diragukan”.
Dokter ini menambahkan: “Orang-orang yang jatuh dari atas lantai 10 biasanya para dokter tidak melihat mereka lagi. Jasad mereka langsung dibawa ke ruang pemulasaran. Tentu ada kondisi langka bagi orang-orang yang jatuh dari atas pesawat tetapi tetap hidup”.
Setelah sampai di TKP, para dokter segera mengonfirmasi bahwa Sides masih hidup dengan memberinya 24 unit darah dan sejumlah unit plasma untuk menyelamatkannya.
Setelah itu, mereka melakukan sembilan operasi bedah untuk membentuk serpihan-serpihan jasadnya.
Akan tetapi, para dokter mengatakan bahwa Sides sekarang sudah bisa menggerakkan semua anggota tubuhnya dan juga bisa berbicara.
Para dokter yang menanganinya sangat optimis bahwa dia masih hidup. Bayangkan bangunan yang begitu tinggi!
Apakah seseorang punya kemungkinan selamat jika jatuh dari ketinggian tersebut? Tetapi ada kekuatan Allah.
Peristiwa-peristiwa seperti ini harus mengingatkan kita kepada Allah dan bahwa manusia tidak akan mati kecuali dengan izin Allah.
Setiap manusia punya ajal yang telah ditentukan dan sudah ditulis sejak berada di perut ibunya.
Baca Juga: Firasat yang Rasulullah Rasakan Saat Ajalnya Sudah Dekat
Kehati-hatian Tidak Bisa Menolak Ketetapan Allah
Kita mendapati para astronot sekalipun sudah sangat teliti dan melakukan persiapan yang matang tetapi tugas mereka terkadang gagal juga.
Seperti yang dialami pesawat luar angkasa Columbia tahun 2003.
Direktur NASA mengatakan dalam laporannya bahwa para astronot pesawat Columbia sudah berusaha mengendalikannya sebelum meledak tahun 2003, tetapi mereka tidak punya kesempatan untuk selamat dari peristiwa tersebut.
Peristiwa meledaknya pesawat Columbia ini menjadi bencana hingga para astronot tidak bisa berbuat apa-apa bahkan sekadar menutup celah yang ada di helm mereka yang memungkinkan mereka untuk melihat.
Columbia meledak dalam jarak 20 km saja di atas Texas saat mendarat di Kennedy Space Center.
Penyebab ledakan yaitu berupa satu lubang sayap pesawat akibat satu keping selimut dari perisai panas pada saat lepas landas 16 hari sebelumnya.
Dalam ledakan Columbia ini, tujuh astronot meninggal dunia, di antaranya Ailand Ramon, astronot Israel pertama, setelah gas yang sangat panas masuk dari lubang dan mengubah pesawat menjadi massa cair dari api.
Kabin para astronot terpisah dari pesawat dan dibungkus dengan cepat.
Dalam laporan NASA disebutkan, analisis reruntuhan pesawat aktif bahwa para astronot Columbia merespons alarm dengan cepat, menutup kunci-kunci perangkat yang diperlukan, dan mengembalikan sistem pesawat otomatis.
Bukti-bukti dari sebagian kunci yang ditutup menunjukkan bahwa kru telah berusaha mengendalikan situasi dalam waktu yang paling cepat.
Laporan penyiapannya perlu waktu empat tahun menambahkan bahwa tekanan udara yang turun sangat cepat telah membuat para astronot kehilangan kesadaran.
Berbagai terapi pengobatan menyatakan bahwa para kru tidak bisa mengembalikan kesadaran mereka sama sekali.
Hill, program supervisor pengulangan penerbangan pesawat luar angkasa, mengatakan:
“Laporan ini membuktikan, sekalipun para awak pesawat pembuat rencana itu sudah berusaha mengendalikan pesawat dengan segala cara tetapi tidak seorang pun dari mereka yang bisa selamat dari peristiwa tersebut”.
Meski sudah dilakukan persiapan yang matang, kajian mendalam dan pengawasan yang cermat, tetapi pesawat di luar angkasa tetap meledak dan tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan awaknya.
Setiap Jiwa Tidak Akan Mati kecuali dengan Izin Allah
Karena Allah telah menyatakan kematian mereka pada waktu tersebut. Di sini kita dapati firman Allah:
“Katakanlah (Muhammad), Siapa yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut?
(Dengan mengatakan), sekiranya Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.” (QS. Al-An’am: 63)
قُلِ اللّٰهُ يُنَجِّيْكُمْ مِّنْهَا وَمِنْ كُلِّ كَرْبٍ ثُمَّ اَنْـتُمْ تُشْرِكُوْنَ
“Katakanlah (Muhammad), Allah yang menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesulitan, namun kemudian kamu (kembali) menyekutukan-Nya.” (QS. Al-An’am: 64)
قُلْ هُوَ الْقَا دِرُ عَلٰۤى اَنْ يَّبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَا بًا مِّنْ فَوْقِكُمْ اَوْ مِنْ تَحْتِ اَرْجُلِكُمْ اَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَـعًا وَّيُذِيْقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ ۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰ يٰتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُوْنَ
“Katakanlah (Muhammad), Dialah yang mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan ke sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.
Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami(nya).” (QS. Al-An’am: 65)
Baca Juga: Mencintai dan Setia Hingga Ajal Menjemput
Di sini kita menemukan dua peristiwa yang sangat kontras.
Peristiwa pertama, seorang pekerja sederhana naik ke lantai 47 tanpa alat pengaman, tanpa alarm peringatan dan tanpa kajian apa pun.
Hantu jatuh dari ketinggian lebih dari 140 meter tetapi pekerja sederhana ini tidak mati, karena suatu sebab sederhana yaitu ajalnya belum tiba!
Peristiwa kedua, para astronot yang telah melakukan persiapan yang matang bahkan dilengkapi perangkat modern, peringatan alarm dan alat keselamatan,
memiliki stasiun pemantauan bumi dan ratusan ilmuwan dan pemikir yang memantau perjalanan pesawat luar angkasa tersebut langkah demi langkah.
Meskipun demikian pesawat mereka meledak sebelumnya sampai ke bumi. Sebabnya sederhana juga, karena ajal mereka sudah tiba pada detik tersebut!
Di sini kita harus mengabarkan ayat-ayat mulia yang menunjukkan satu hal yaitu bahwa kamu tidak akan mati kecuali pada waktu yang telah ditentukan Allah.
Mari kita renungkan ayat-ayat ini:
وَمَا كَا نَ لِنَفْسٍ اَنْ تَمُوْتَ اِلَّا بِاِ ذْنِ اللّٰهِ كِتٰبًا مُّؤَجَّلًا ۗ وَ مَنْ يُّرِدْ ثَوَا بَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَا ۚ وَمَنْ يُّرِدْ ثَوَا بَ الْاٰ خِرَةِ نُؤْتِهٖ مِنْهَا ۗ وَسَنَجْزِ ى الشّٰكِرِ يْن
“Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. (akhirat) itu, dan Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali ‘Imran: 145)
وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا ۗ وَا للّٰهُ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعوْمَُ
“Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah tiba. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun: 11)
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّا سَ بِظُلْمِهِمْ مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَآ بَّةٍ وَّلٰـكِنْ يُّؤَخِّرُهُمْ اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ فَاِ ذَا جَآءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَـأْخِرُوْنَ سَا عَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
“Dan kalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ada yang ditinggalkan-Nya (di bumi) dari makhluk yang melata sekalipun, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang telah ditentukan.
Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta keterlambatan atau percepatan sewaktu-waktu permainan kata-kata.” (QS. An-Nahl: 61)
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa setiap orang punya jatah waktu kehidupan yang telah ditentukan kemudian berakhir (dengan kematian di dunia). Ia tidak akan mati kecuali atas izin Allah.
Ayat-ayat ini membuat seorang mukmin lebih tenang dan nyaman, karena sebagian besar kegalauan jiwa (depresi) di zaman ini, yang menyebabkan bunuh diri, disebabkan ketidaksenangan manusia terhadap realitas dan berbagai kondisinya.
Obat mujarab bagi penyakit depresi ini adalah dengan memahami dan menyadari bahwa segala sesuatu ada dalam kekuatan Allah.
Kita memohon semoga Allah menjadikan sebaik-baik amal perbuatan kita di bagian penutupnya.[ind]
Sumber: Sharia Consulting Center (SCC)