DUNIA itu fana. Hidup susah atau senang adalah ujian bagi setiap manusia, maka bersyukurlah ketika diberi dan jangan berkecil hati ketika tidak atau belum diberi.
Disenangkan bukan berarti dimuliakan, disempitkan bukan berarti dihinakan. Masing-masing nikmat ada hisabnya dan masing-masing ujian ada pahalanya.
Maka ingatlah bahwa mobil mewah yang terparkir di garasi, emas perhiasan yang kita simpan di lemari, tanah dan kebun luas yang kita tanami,
uang yang kita simpan di rekening, barang-barang mahal yang kita kagumi, rumah megah yang kita tinggali, semua itu sewaktu-waktu bisa pergi dan lenyap dalam sekejap jika Allah Subhanahu wa taala menghendaki.
Baca Juga: Musibah adalah Rem Kehidupan Kita di Dunia
Dunia ini Fana
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Semua orang di dunia ini adalah tamu, Sedangkan harta seluruhnya adalah titipan. Semua tamu pasti pergi sedangkan barang titipan itu harus dikembalikan kepada pemilik.” (Kitab az-Zuhd karya Imam Ahmad)
Inilah hakikat dunia. Harta itu hanya hak pakai, bukan hak milik. Sewaktu-waktu bisa hilang, rusak atau menjadi warisan. Halalnya akan dihisab, haramnya akan diazab.
Maka tak ada yang patut kita banggakan di dunia ini karena jabatan, pangkat, harta, kekuatan, kecantikan, semua hanya titipan.
Dan karena sebuah titipan, maka kita harus menyadari bahwa suatu saat harus kita kembalikan dan harus kita pertanggung jawabkan kepada pemiliknya yaitu Allah Subhanahu wa taala.
Jangan bangga dengan kelebihan yang kita miliki karena rupa, harta, pangkat dan jabatan selama kita masih hidup di dunia, semua bisa sirna karena dunia itu fana.
Sahabat ChanelMuslim, tulisan ini mengingatkan kita semua agar lebih waspada dalam kenikmatan dunia karena pada hakikatnya, semua yang kita miliki hanya milik Allah Subhanahu wa taala.[ind]