POLITISI senior asal Malaysia, Dato’ Seri Haji Anwar bin Ibrahim atau Anwar Ibrahim akhirnya dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia, Kamis (24/11) lalu.
Posisi ini diemban Anwar Ibrahim setelah hasil pemilu di Malaysia menggantung untuk memilih siapa PM barunya. Melalui hasil musyawarah para sultan dari 9 wilayah, akhirnya Raja memutuskan melantik Anwar Ibrahim.
Anwar Ibrahim tergolong politisi yang konsisten dalam perjuangan politiknya. Pria kelahiran 10 Agustus 1947 ini begitu sabar menjalani perjuangan dalam oposisi selama 24 tahun.
Awalnya, suami dari Wan Azizah Wan Ismail ini meniti karir politik di partai UMNO pimpinan Mahathir Muhammad. Namun karena tidak sejalan, Mahathir memecat Anwar Ibrahim. Padahal, Mahathir sudah menyatakan bahwa Anwarlah yang akan kelak menggantikannya.
Anwar Ibrahim pun menempuh jalur independen. Tapi, jalur yang ia tempuh itu tidak membuahkan hasil. Akhirnya, bersama dengan politisi-politisi muda Malaysia, ia mendirikan PKR atau Partai Keadilan Rakyat pada tahun 1999.
Anwar Ibrahim juga pernah mengalami kriminalisasi. Ia masuk penjara karena tuduhan melakukan korupsi dan tuduhan melakukan sodomi. Sebuah tuduhan yang akhirnya dibersihkan oleh pengadilan berikutnya. Anwar Ibrahim pun akhirnya bebas dari tuntutan dan tuduhan.
Bisa dibilang, Anwar Ibrahim merupakan sosok Islamis yang begitu lantang melakukan perubahan di Malaysia.
Namun, baru di usia 75 tahun, cita-citanya untuk melakukan perubahan baru terbuka. Itu pun setelah melalui drama politik di parlemen yang luar biasa.
Anwar Ibrahim menyatakan akan menepati janjinya untuk tidak menerima gaji selama sebagai PM Malaysia.
Satu kalimat yang diucapkan Anwar Ibrahim setelah dilantik sebagai PM kesepuluh Malaysia, “Indonesia merupakan sahabat sejati Malaysia.” [Mh]