SERINGKALI pertengkaran dalam rumah tangga itu terjadi karena gagalnya komunikasi antar pasangan. Setiap orang itu berbeda-beda. Ada banyak faktor yang membuat berbeda.
Motivator keluarga dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto W. menjelaskan bahwa kita sendiri sangat dipengaruhi oleh pola pengasuhan keluarga kita dulu.
Dan pola pengasuhan setiap orang itu berbeda-beda sehingga menghasilkan cara berpikir yang berbeda pula.
Misalnya, di keluarga suami dididik dengan penuh disiplin sedangkan di keluarga istri dengan penuh toleransi.
Ada seorang istri yang begitu care kepada anak-anaknya, sakit sedikit saja langsung dibawa ke dokter dan diberi obat.
Berbeda dengan suaminya yang cenderung membiarkan anak sembuh sendiri dengan diberi nutrisi herbal misalnya madu, jahe dll.
Ada juga seorang istri yang begitu berbakti kepada orang tuanya hingga lebih memprioritaskan orang tua daripada suaminya.
Bahkan sang istri ini kompakan dengan orang tuanya untuk melawan suaminya.
Baca Juga: Pertengkaran Menyebabkan Perceraian
Faktor Pertengkaran dalam Rumah Tangga, Antara Ilmu dan Pengalaman
Lalu, bagaimana menjembatani berbagai perbedaan antara pasangan suami istri ini yang jika tidak ada titik temu maka akan terjadi konflik dalam rumah tangga.
Titik temu dari perbedaan mindset, sikap, pengalaman antar pasangan itu adalah pada kata ilmu. Ada pertanyaan, lebih tinggi mana ilmu atau pengalaman.
Jawabannya lebih tinggi ilmu. Pengalaman itu sangat pribadi, sangat individual. Besar kemungkinan bisa diterapkan kepada satu orang tetapi tidak bisa diterapkan pada orang lain.
Sedangkan ilmu, rujukan, referensi itu bisa berupa pendoman umum yang memiliki tingkat kebenaran yang mutlak misalnya rujukan yang berasal dari kita suci Al Quran atau sunah Nabi.
Kemudian bisa juga rujukan memiliki tingkat kebenaran yang tinggi karena berasal dari hasil riset/penelitian dan kata para pakar.
Jadi jika ada permasalahan dalam keluarga maka kembalikan kepada ilmunya, rujukannya atau referensinya. Ilmunya bicara apa maka ikuti saja.
Misalnya anak perempuan lebih patuh kepada orang tua atau suaminya.
Meskipun pengalaman di keluarga perempuan ini bahwa anak itu harus berbakti kepada orang tuanya namun secara referensi anak perempuan harus lebih patuh dengan suaminya
maka pilihlah referensi bukan pengalaman yakni patuh kepada suaminya.
Jadi Ayah Bunda, jika ada perbedaan pendapat, pertengkaran maka kembalilah kepada ilmunya yakni Al Quran dan Sunah, insha Allah itu yang paling aman bagi keduanya.[ind]