RASULULLAH Shallallahu alaihi wa sallam pernah menegur seorang ibu yang membentak anaknya karena mengencingi Rasulullah saat sedang digendong.
Anak tersebut sedang bermain dan digendong oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Lalu dia pipis dan mengenai pakaian Rasul Shallallahu alaihi wa sallam.
Kemudian anak kecil itu segera dimarahi dan direnggut dengan kasar oleh ibunya karena mengencingi Rasulullah.
Lalu Rasulullah menegur dan bertanya, “Mengapa engkau memarahi dan merenggutnya dengan kasar?” Ibu itu menjawab alasannya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lalu bersabda,
“Sesungguhnya baju yang kotor ini bisa dicuci dan dihilangkan kotorannya,
namun siapa yang bisa menghilangkan kekeruhan jiwa seorang anak atas bentakan dan renggutan yang kasar yang telah dilakukan kepadanya.” (HR. Muslim).
Masya Allah, coba perhatikan Ayah Bunda, Rasulullah melarang kita untuk membentak anak.
Rasulullah juga mengatakan bahwa bentakan kepada anak itu bisa melukai hati anak, yang luka itu entah sampai kapan bisa dihilangkan.
Baca Juga: Efek Membangunkan Anak dengan Membentak
Rasulullah Menegur Seorang Ibu yang Membentak Anaknya
Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Ariyanto W. mengatakan bahwa mungkin Ayah Bunda bertanya, berarti kita tidak boleh marah?
Bukan tidak boleh marah, tetapi dikontrol marahnya agar tidak berdampak buruk.
Kita marah boleh karena kita memang dianugerahi rasa marah. Akan tetapi, yang kita lakukan adalah mengontrol kemarahan kita agar tidak berdampak buruk bagi anak.
Ayah, Bunda, ayo kita sama-sama belajar untuk berlemah lembut dengan anak-anak kita. Hargai anak kita dengan berlemah lembut kepada mereka.
Jika dengan tamu saja kita sangat menghormati, menghargai dan berlemah lembut maka dengan anak seharusnya kita juga memperlakukan mereka dengan lemah lembut.
Menghargai dan menghormati anak karena ia adalah tamu yang paling istimewa yang dihadirkan Allah untuk mengisi kehidupan kita sehari-hari.
Khususnya, pada usia golden age, berusahalah untuk tidak membentak anak atau melarang anak. Biarkan anak berekspresi, bermain tanpa banyak larangan dan kata jangan dan tidak.
Ayah bunda perlu melakukan sterilisasi terhadap benda-benda yang berbahaya agar tidak ada di area anak bermain seperti pisau, gunting, obeng atau yang lainnya.
Semakin banyak larangan juga akan menghambat kreativitas dan inisiatif anak. Tentunya akan menghambat perkembangan otak anak.
Pada anak, usia 0-7 tahun atau sering disebut sebagai golden age, terutama anak usia 0-2 tahun, neuron otak belum banyak yang tersambung.
Nah, pada usia 0-7 tahun, dan paling pesat pada usia 0-2 tahunlah neuron tersebut akan mulai tersambung. Jika jaringannya banyak yang tersambung maka perkembangan otaknya akan lebih maksimal.
Anak akan semakin cerdas sebaliknya jika jaringan otaknya tidak banyak yang tersambung maka perkembangan otaknya akan terkendala.
Salah satu yang mengakibatkan rusaknya jaringan otak pada anak adalah kemarahan yang diterima anak dari orang tuanya.
Jadi, hati-hati saat orang tua membentak anak sebab satu kali bentakan saja kepada anak akan menyebabkan 1 milyar neuron rusak seketika.
Nah, coba kita refleksi diri, Bunda, Ayah, berapa kali dalam sehari kita membentak anak.
Berapa kali dalam seminggu, sebulan, setahun kita membentak anak trus kira-kira nih, berapa milyar jaringan neuron yang rusak akibat bentakan kita dalam sehari, seminggu, sebulan bahkan setahun.
Nah, sekarang mulai sadarkan, jadi mari Bun, kita bersama-sama memperbaiki pola pengasuhan kita.
Memang kita tidak akan pernah sempurna namun minimal jika terus menyempurnakan diri kita dengan ilmu-ilmu parenting, agar kualitas anak kita kelak semakin baik.[ind]