SALAH satu bukti bahwa agama Islam adalah agama yang memuliakan derajat perempuan adalah dengan diabadikannya nama salah satu surah dalam Al-Qur’an yang berarti perempuan.
Al Qur’an secara spesial memberikan surah khusus yang tidak diberikan kepada laki-laki yaitu Surat An Nisa.
Demikian ditegaskan Ketua Yayasan Sahabat Perempuan Bekasi, Ustazah Hanifah Ahzami, M.A. dalam talkshow “Perempuan Hebat Itu Kita” yang digelar di Mall Grand Kamala Lagoon Bekasi pada Sabtu, (06/11/2022).
Baca Juga: Islam Dirancang untuk Memberi Kebaikan Umat
Memahami Peran Perempuan dalam Islam
Dijelaskan Ustazah Hanifah, Surah yang memiliki arti ‘wanita’ ini banyak berbicara tentang wanita dan seluk beluknya.
Surah An Nisa disebut sebagai surah dalam Al-Qur’an yang paling banyak membahas tentang perempuan dibanding surah-surah lainnya.
Selain surah An Nisa, surah At Talaq, An Nur, At Talaq, Al Hujurat juga banyak membahas perihal perempuan, sebagaimana Islam memberikan keistimewaan terhadapnya.
“Kalau masa jahiliah masih ada, belum dituntaskan, dan saat itu Islam belum datang, bisa kita bayangkan betapa rendahnya perempuan saat itu,” kata perempuan lulusan LIPIA Jakarta dan STIU Darul Hikmah itu.
Ustazah Hanifah mengungkapkan bahwa jika merujuk pada ajaran Islam, banyak ayat yang bisa dikaji.
Agama dalam beberapa hal mendudukkan kesamaan antara laki-laki dan perempuan untuk sama-sama memiliki hak untuk beramal, hak untuk berkontribusi yang tidak disekat oleh gender.
“Tapi ada batasannya, kalau dalam Islam ada aturannya yang tidak boleh ditabrak,” sambungnya.
Konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam Islam juga dapat ditemukan pada firman Allah Subhanahu Wa Taala dalam surah An Nahl ayat 97.
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,” An Nahl: 97.
Ayat di atas secara tegas menyatakan bahwa Allah tidak membedakan perlakuan-Nya terhadap laki-laki dan perempuan.
Keduanya sama-sama mendapat penilaian yang adil dari Allah berdasarkan amal yang mereka kerjakan selama di dunia.
“Ini menjadi bukti bahwa Allah tidak memberikan diskriminasi untuk beramal shaleh baik laki laki maupun perempuan,” ungkap putri dari Ustaz Ahzami Sami’un Jazuli rahimahullah itu.
Ia menambahkan, tugas perempuan tidak hanya di rumah, tapi boleh berkontribusi di ranah publik.
“Jadi perempuan itu tugasnya tidak hanya di rumah saja, walaupun itu penting dan utama, tapi kita punya hak di ranah publik untuk bisa berkontribusi sebanyak-banyaknya,” jelas perempuan lulusan pasca sarjana UKM Malaysia itu.
Baca Juga: Masya Allah, Ustazah Ini Wafat Saat Mimpin Zikir di Majelis Taklim Asy-Syafi’iyah
Lebih lanjut, Ustazah Hanifah mengatakan, mayoritas kaum muslim, berpijak pada potongan ayat dari QS. An-Nisa’ ayat 34 “Arrijalu Qowwamuna ‘alan nisa”.
Memahami pengertian di atas, dapat diasumsikan bahwa seolah-olah laki-laki mempunyai relasi yang superior. Perempuan (istri) seolah-olah mempunya derajat atau kedudukan yang lebih rendah ketimbang laki-laki.
“Kalau kita pahami secara mendalam arti “Arrijalu Qowwamuna ‘alan nisa” yang artinya adalah ada porsi laki-laki yang tidak bisa dipegang atau dimainkan oleh perempuan dan begitu pun sebaliknya ada tugas dan keistimewaan dan potensi perempuan yang tidak bisa dilakukan oleh laki-laki,” pungkasnya.[wmh]