AYAH Bunda, ketika ayah sibuk, bagaimana pola pendidikan terbaik bagi ananda? Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Ariyanto Wibowo menjelaskan pola pendidikan saat ayah bekerja di luar kota dan jarang pulang ke rumah.
Bagi keluarga yang ayahnya LDR, bekerja di luar kota sehingga jarang sekali bertemu dengan anaknya maka kita perlu meneladani Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail.
Nabi Ibrahim bertemu sedikit sekali dengan anaknya, Nabi Ismail. Namun, Nabi Ibrahim mampu mendidik anaknya menjadi sosok anak yang sholeh, bertaqwa dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya.
Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah kisah LDR, yang memberikan keteladanan bagi kita semua.
Baca Juga: Pola Pengasuhan yang Sehat dalam Keluarga Menurut Psikolog UGM
7 Pola Pendidikan saat Ayah Sibuk atau Berada di Luar Kota
Ayah Bunda, berikut 7 langkah pola pengasuhan terbaik bagi ananda jika ayah sibuk.
1. Antara Ayah dan Bunda perlu menetapkan visi besar bersama yang mencakup visi keluarga juga termasuk visi dalam mendidik anak-anaknya.
Seringkali, saya menawarkan visi keluarga yakni masuk surga sekeluarga. Jadi setiap rencana dan aktivitas keluarga tersebut berjalan untuk mencapai visi bersama yaitu masuk surga sekeluarga.
Lalu, perlu juga visi terhadap perkembangan anak ke depan.
Ayah dan Bunda harus bersepakat kira-kira anak ini kecenderungannya menjadi apa saat sudah dewasa, apakah menjadi ulama, penghafal Al Quran, atau menjadi dokter yang sholeh dan bermanfaat bagi banyak orang?
Menjadi guru yang sholehah dan bermanfaat bagi banyak orang, menjadi ilmuan, menjadi olahragawan atau menjadi seperti apa, coba didiskusikan.
Pastikan bahwa visi pengasuhan anak itu harus merujuk pada visi besar keluarga yakni masuk surga sekeluarga.
Maka jika anak punya cita-cita menjadi dokter, tidak berhenti hanya sampai menjadi dokter saja tetapi menjadi dokter yang sholeh dan bermanfaat bagi banyak orang serta memberikan investasi amal kebaikan bagi kedua orang tuanya.
2. Coba kita teladani LDR antara Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail.
Nabi Ismail itu begitu menghormati sekali Ayahnya, begitu patuh, begitu menghargai. Nabi Ismail itu begitu bangga kepada ayahnya padahal mereka jarang sekali bertemu.
Nabi Ismail yang sangat jarang sekali bertemu Ayahnya namun bagaimana bisa nabi Ismail begitu ngefans berat Ayahnya.
Kenapa bisa seperti itu? Karena Nabi Ibrahim mampu mengambil hati istrinya, Hajar. Nabi Ibrahim mampu menjadi suami yang patut dibanggakan, dikagumi, disayangi oleh istrinya karena perlakuan yang baik Nabi Ibrahim kepada istrinya.
Hal tersebut yang mendorong Hajar untuk memberikan persepsi yang baik tentang Ayahnya kepada Nabi Ismail.
Jadi, Nabi Ibrahim mampu memenangkan dan memberikan persepsi baik kepada istrinya. Lalu, Bunda Hajar memberikan persepsi yang baik tentang ayahnya kepada Nabi Ismail.
Bunda Hajar selalu menceritakan sosok Ayahnya yang hebat, Ayahnya yang begitu sayang kepada istri dan anaknya, sosok ayahnya yang berjuang berdakwah, sosok Ayahnya yang patut diteladani dan dibanggakan.
Sehingga dalam persepsi Nabi Ismail, Ayahnya adalah pahlawannya. My Dad is My Hero.
Seorang Ayah harus membahagiakan istrinya, memberikan keteladanan, kenyamanan, ketentraman agar istri mampu memberikan persepsi positif kepada anak-anaknya.
Untuk Bunda nih, Bunda perlu memberitahu dan memahamkan kepada anak, tentang kebaikan dan rasa sayang ayahnya kepada anaknya.
Terus saja sampaikan kepada anak akan sosok ayahnya yang baik, sayang dan yang membanggakan meskipun saat ini belum bisa bersama-sama dengan mereka.
3. Jika Ayah sedang berpergian bekerja jauh di luar kota atau bahkan di luar negeri maka doa seorang Ayah yang sedang musafir itu mustajab.
Ayah, doakan anak dengan doa yang terbaik. Berdoalah jangan pernah putus untuk kebaikan istri dan anakmu.
“Ada 3 doa mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang teraniaya, doa-doa orang yang dalam perjalanan dan doa orangtua untuk anak-anaknya.” (HR Tirmidzi)
4. Setiap Ayah pulang ke rumah, Ayah perlu meluangkan waktu yang panjang, ngobrol yang lama dengan Bunda terkait perkembangan anak.
Ayah harus paham betul bagaimana perkembangan anak saat ini, selalu evaluasi capaian sebelumnya dan rumuskan kembali apa yang akan direncanakan nantinya.
5. Saat Ayah pulang, Ayah harus lebih sering menghabiskan waktu bersama anak.
Ayah harus mencukupi nutrisi spiritual dan psikologis anak. Ayah harus lebih sering bermain bersama, menemani belajar, bercerita, mendongeng, bercanda dan tertawa bersama.
Dalam ruang spiritual, ayah perlu mengajak anak untuk bersama-sama melakukan ibadah seperti puasa bersama, sholat malam bersama, sholat ke masjid bersama, mengaji bersama dsb.
6. Dalam momen tertentu, misalnya saat anak tampil pentas maka Ayah perlu menelpon anak untuk menunjukkan kebanggaan ayah kepada anaknya.
Ayah harus terlihat antusias, senang, bangga saat menelpon anaknya.
Misalnya “Wah Nak, Ayah bangga sekali kamu bisa pentas. Andai Ayah bisa datang pasti ayah akan duduk di bangku terdepan.
O iya, bunda tolong ya bunda rekam dari awal sampai akhir, Ayah pengen banget lihat kakak tampil, jangan sampai lupa ya Bun, pokoknya Bunda harus rekam dan segera kirim ke ayah ya”.
Jika anak misalnya akan ulang tahun, Bunda harus memberi tahu ayahnya. Anak akan merasa senang sekali jika yang mengucapkan ulang tahun pertama kali adalah ayahnya.
Ia akan kaget, surprise jika yang mengucapkan pertama kali itu ayahnya. Momen yang spesial yang mungkin sulit sekali dilupakan anak.
Ayah, hadirlah untuk anakmu pada dua momen ekstrem yakni yakni saat anak bahagia mendapatkan juara, menampilkan pertunjukan, saat ulang tahun dan hadir saat anak terpuruk banget misalnya sedang sedih, gagal dan sakit.
7. Berikan nasihat-nasihat yang memorable.
Ayah, pertemuanmu dengan anak sangatlah singkat. Sering-seringlah memberikan nasihat kepada anak.
Saat Ayah pulang, ajak anak pergi berdua, ngobrol berdua, makan di luar berdua dan nasehati dengan nasihat yang baik.
Saat chat atau telepon, jangan lupa tutup dengan nasihat yang baik. Seringlah memberikan chat nasihat-nasihat yang baik kepada anak.
Insha Allah saat anak begitu mengidolakanmu, maka ia akan mendengarkan, mengingat dan melakukan apa yang engkau nasihatkan.
Ayah Bunda, itulah 7 tips mengenai pola pendidikan yang dapat diterapkan dalam keluarga, terutama untuk para ayah yang sedang berada jauh dari anak-anaknya.[ind]