DI ANTARA banyak hal yang menyebabkan manusia sering tergelincir dalam dosa dan perilaku yang merugikan kehidupannya adalah lisan. Menjaga lisan menjadi tantangan sepanjang zaman, apalagi di masa segala informasi tersebar dengan luas dan cepat.
Informasi yang mudah didapat dan cepat ini disamping ada beberapa keuntungan namun tak sedikit kerugiannya. Manusia jadi lebih mudah menerima tanpa mengonfirmasi terlebih dahulu sehingga lisannyapun cepat menanggapi tanpa memeriksa.
Tak hanya itu, penyakit hati berupa dengki juga membuka peluang bagi lisan untuk memaki dan mencela demi kepuasan pribadi.
سَلَامَةُ الإِنْسَانِ فيِ حِفْظِ اللِّسَانِ
“Salaamatul insaani fii hifzhil lisaani”
“Keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya (perkataannya).”
Baca Juga: Sifat Manusia yang Dikhawatirkan oleh Malaikat Mulai Muncul pada Anak Adam
Penyebab Manusia Sering Tergelincir dalam Dosa
Terkait hal ini Ustaz Faisal Kunhi M.A memberikan beberapa penjelasan:
1. Manusia bisa selamat karena lisannya dan bisa celaka juga karena lisannya, maka perhatikanlah apa yang keluar dari lisan dan apa yang kita tulis sebab tulisan itu sama dengan ucapan.
2. Allah meletakkan lisan di dalam mulut dan dilindungi dengan gigi, itu semua sebagai isyarat agar kita tidak sembarangan dalam berucap.
3. Seseorang dinilai dengan apa yang keluar dari lisannya. Jika yang keluar selalu kata-kata yang baik dan mulia maka Allah akan mengangkat derajatnya dan jika yang hadir dari lisannya selalu kata-kata yang kotor dan hina, maka Allah akan menghinakannya.
4. Ibnu Masud berkata, “Tidak ada sesuatu yang berhak di penjara dalam waktu yang lama dari pada lisanku.”
5. Diantara penyakit lisan yang harus dihindari adalah:
a). Berbicara yang tidak penting
b). Berbicara dalam kebatilan
c). Memaksakan diri dalam berbicara dan menfasih-fasihkan
d).Suka berkata-kata keji, cacian dan jorok
e). Sering bergurau
f). Menghina dan mengejek
g). Membuka rahasia
h). Menyelisihi janji dan dusta dalam bersumpah
i). Ghibah
Sahabat Muslim, mari kita terus menjaga lisan kita agar tidak membawa keburukan untuk diri sendiri maupun orang lain.
Jika tidak mampu mengatakan perkataan yang baik maka diam adalah jalan terakhir. [Ln]