YA ALLAH anugerahkanlah kami pasangan sebagai penyejuk hati kami.
Dalam Surah Al-Furqan ayat 74, Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami anugerahkanlah kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami)…”
Berikut ini tiga makna penyejuk hati dari seorang istri kepada suami. Yaitu:
Satu, Ketika Dipandang Menyenangkan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan bahwa dunia ini hiasan. Dan sebaik-baik hiasan di dunia ini adalah istri shalihah.
Hiasan adalah sesuatu yang enak dipandang. Bukan sekadar karena keindahannya, tapi juga karena bisa menenangkan hati. Siapa pun tak akan bosan memandangi hiasan.
Begitu pun dengan istri terhadap suami. Tak ada hiasan yang lebih menarik suami selain keindahan istri.
Inilah kenapa para suami begitu betah saat di rumah. Dan segera ingin pulang ketika berada di luar rumah. Hal ini karena ‘hati’nya ada di sosok istri yang menyenangkan ketika dipandang.
Sesuatu yang indah akan selalu terbayang-bayang. Perpisahan yang sebenarnya sebentar terasa begitu lama. Sosok istri seperti inilah yang boleh jadi mampu menangkal ketertarikan suami dengan yang lain.
Dua, Ketika Diperintah begitu Taat.
Istri merupakan salah satu dari wilayah kepemimpinan suami. Selain istri ada anak-anak dan anggota keluarga yang berada di bawah tanggung jawab suami.
Istri yang shalihah tidak merasakan bahwa perintah suami serasa seperti perintah komandan kepada tentaranya. Ia tidak merasa terpaksa. Tapi begitu menikmati.
Bahkan ketika perintah dari suami terasa minim, istri meminta kepada suami apakah ada perintah lain yang sungkan untuk diucapkan.
Dalam Islam, seorang istri begitu mudah masuk surga. Cukup ia menunaikan kewajiban agama yang pokok dan mentaati suami, maka seorang istri dijamin masuk surga.
Tiga, Tidak Menyelisihi Suami.
Istri yang shalihah berusaha untuk menjadi bagian dari hati suaminya. Apa yang diinginkan hati suami, istri tidak berjalan ke arah sebaliknya.
Mungkin saja ada selera atau kebiasaan istri saat sebelum menikah yang tidak sejalan dengan selera suami. Misalnya tentang pilihan warna baju, tentang selera makanan, waktu tidur, dan lainnya.
Ketika dirasa tidak sejalan itu, istri berusaha untuk ‘melebur’ dengan selera suami. Ia tidak ingin menyelisihi antara hatinya dengan hati suami, antara seleranya dengan selera suami. [Mh]