BERDOA dikala lapang dan sempit lebih Allah sukai daripada hanya saat mengalami kesulitan. Itu artinya hamba tersebut selalu mengandalkan segala urusannya.
Saat kita merasa dalam keadaan yang lapang, maka saat itulah juga menjadi waktu yang tepat untuk tetap berdoa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ
“Barangsiapa yang suka Allah mengabulkan doanya ketika susah dan menderita, maka hendaknya ia memperbanyak doa ketika lapang.” (HR. Tirmidzi, Shahihul Jami’ no. 6290)
Baca Juga: Berdoa jika Takut pada Suatu Kaum
Berdoa Dikala Lapang dan Sempit
Ustadz Faisal Kunhi M.A memberikan beberapa penjelasan terkait hadis di atas:
1. Manusia cenderung banyak berdoa ketika ia mengalami kesulitan dan ia tidak banyak berdoa ketika ia dalam kondisi lapang; ini yang membuat doa tidak dijawab karena terkesan hanya membutuhkan Allah saat ia sulit.
2. Tetaplah berdoa walau dalam keadaan lapang karena engkau bisa memperbanyak syukur, sebab dalam doa tidak mesti tentang permintaan, hal itu bisa juga waktu untuk mengungkapkan rasa syukur atas segala nikmat yang diperoleh.
3. Syaikh Ali Al-Qari menjelaskan bahwa hadis ini menujukkan “ciri khas” seorang mukmin, beliau berkata,
ﻣِﻦْ ﺷِﻴﻤَﺔِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﺍﻟﺸَّﺎﻛِﺮِ ﺍﻟْﺤَﺎﺯِﻡِ ﺃَﻥْ ﻳَﺮِﻳﺶَ ﻟِﻠﺴَّﻬْﻢِ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﺮَّﻣْﻲِ، ﻭَﻳَﻠْﺘَﺠِﺊَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻗَﺒْﻞَ ﻣَﺲِّ ﺍﻟِﺎﺿْﻄِﺮَﺍﺭِ
“Di antara ciri khas seorang mukmin yaitu sering bersyukur dan ‘memperhatikan panah sebelum melepaskannya’, kembali kepada (mengingat) Allah sebelum padanya tertimpa kesulitan.” (Mirqatul Mafatih 4/1531)
5. Allah sangat suka disapa hamba-Nya baik ketika senang ataupun saat sulit, dan orang yang hanya berdoa ketika sedang terkena musibah, maka sekan-akan ia hanya mengenal Allah ketika sulit.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺗَﻌَﺮَّﻑْ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﺧَﺎﺀِ ﻳَﻌْﺮِﻓُﻚ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸِّﺪَّﺓِ
“Kenalilah (ingatlah) Allah di waktu senang pasti Allah akan mengingatmu di waktu sempit.” (HR. Tirmidzi)
Perhatikan bagaimana Allah menolong Nabi Yunus alaihissalam dalam berbagai kesusahan di dalam perut ikan, dalam kegelapan dan di tengah ganasnya lautan. Allah menolong Nabi Yunus ‘alaihissalam karena beliau sering mengingat Allah di waktu lapang
Allah berfirman,
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ – لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Maka kalau sekiranya dia (sebelumnya) tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit (kiamat).” (QS. Ash Shaaffaat: 144)
6. Orang yang selalu berdoa dalam setiap keadaan maka ia tidak pernah merugi walau Allah belum mengabulkan permohonannya.
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ «اللَّهُ أَكْثَرُ»
“Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada seorangpun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak ada dosa di dalamnya dan memutuskan silaturrahim, melainkan Allah akan mengabulkan salah satu dari tiga perkara:
(1) baik dengan disegerakan baginya (pengabulan doanya) di dunia atau,
(2) dengan disimpan baginya (pengabulan doanya) di akhirat atau,
(3) dengan dijauhkan dari keburukan semisalnya.”
Para shahabat berkata, “Wahai Rasulullah, kalau begitu kami akan memperbanyak doa?” Beliau menjawab, “Allah lebih banyak (pengabulan doanya).”
(HR. Ahmad, Shahih At Targhib wa At Tarhib, no. 1633).