Oleh: Ahmad Zarkasi
ChanelMuslim.com- Lautnya Luas, garamnya langka dan mahal. Ini negeri apaan sih?
Tiba-tiba saja garam hilang dari peredaran, jika pun ada langka dan harganya sangat mahal, mahal dan mahal.
Permainan apa lagi ini? Atau jangan-jangan ekonomi negeri ini di bawah rezim berkuasa saat ini memang sudah bangkrut, krut. Krut….
Buktinya, hanya untuk membeli garam saja di negeri ini sangat sulit, padahal negeri kita ini negeri maritim terbesar di dunia?
Akibatnya, para ibu resah karena sering diprotes bapaknya anak-anak berikut anak-anaknya juga. Pasalnya, masakan yang disuguhkan rasanya hambar, anyep, tidak lezat dan nikmat gara-gara tidak diberi garam, kalaupun diberikan takarannya dikurangi.
Yang tak kalah resahnya para pengrajin ikan asin, bahkan mereka sampai menjerit-jerit. Sebabnya garam sebagai bahan baku utama ikan asin sulit dicari alias langka, kalau pun ada harganya mahal, selangit sampai menembus ke langit ketujuh.
Berdasarkan data hasil pemantauan Harian Rakyat Merdeka tentang harga garam terkini di sejumlah daerah di Indonesia menyebutkan seperti di Lampung harga garam yang biasa dibeli pengrajin ikan asin per karung (50 kg) Rp. 50 ribu, kini melonjak mencapai Rp. 250 ribu.
Bahkan di “Kota Garam” sendiri yakni kota Rembang Jawa Tengah harga garam krosok (bahan ikan asin) dari semula Rp. 500 per kg melonjak menjadi Rp. 2500. Sedangkan Untuk garam dapur dari Rp. 10.000 menjadi Rp.25. 000.
Sementara itu di Yogyakarta, harga garam grosok yang semula per kilo Rp.1000 menjadi Rp.7000 itu pun susah didapat. Harga garam beryodium per pak (isi 1,5 kg) semula harga Rp.6000 menjadi Rp.10.000.
Itulah kisah nyata tragedi kelangkaan garam di negeri maritim terluas di dunia. Yang membuat kita geleng-geleng kepala semakin tak mengerti…
Hendak dibawa kemanakah negara Indonesia tercinta ini oleh rezim penguasa saat ini?
Menuju kemakmurankah, atau kebangkrutankah?
Entahlah….?
(Mh/ind/foto ilustrasi: deliknews)