KETIKA membaca Al-Qur’an, kita harus memperhatikan etika berikut. Memahami etika ini Insya Allah akan membuat kita bisa lebih meresapi bacaan Al-Qur’an kita.
Baca Juga: Abdullah bin Abbas Sang Pakar Tafsir Al-Quran
Etika Membaca Al-Qur’an
Berikut 12 etika membaca Al-Qur’an:
1. Sebaiknya orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan sudah berwudhu, suci pakaiannya, badannya dan tempatnya serta telah bergosok gigi.
2. Hendaknya memilih tempat yang tenang dan waktunya pun pas, karena hal tersebut lebih dapat konsentrasi dan jiwa lebih tenang.
3. Hendaknya memulai tilawah dengan ta`awwudz, kemudian basmalah pada setiap awal surah selain selain surah At-Taubah.
Allah berfirman yang artinya: “Apabila kamu akan membaca al-Qur’an, maka memohon perlindungan-lah kamu kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.” (An-Nahl: 98).
4. Hendaknya selalu memperhatikan hukum-hukum tajwid dan membunyikan huruf sesuai dengan makhrajnya serta membacanya dengan tartil (perlahan-lahan).
Allah berfirman yang artinya: “Dan Bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (Al-Muzzammil: 4).
5. Disunnahkan memanjangkan bacaan dan memperindah suara di saat membacanya. Anas bin Malik pernah ditanya:
Bagaimana bacaan Nabi (terhadap Al-Qur’an? Anas menjawab:
“Bacaannya panjang (mad), kemudian Nabi membaca “Bismillahirrahmanirrahim” sambil memanjangkan Bismillahi, dan memanjangkan bacaan ar-rahmani dan memanjangkan bacaan ar-rahim”. (HR. Al-Bukhari).
Dan Nabi juga bersabda:
“Hiasilah suara kalian dengan Al-Qur’an.” (HR. Abu Daud, dan dishahih-kan oleh Al-Albani).
6. Hendaknya membaca sambil merenungkan dan menghayati makna yang terkandung pada ayat-ayat yang dibaca, berinteraksi dengannya, sambil memohon surga kepada Allah bila terbaca ayat-ayat surga, dan berlindung kepada Allah dari neraka bila terbaca ayat-ayat neraka. Allah berfirman yang artinya:
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Shad: 29).
Dan di dalam hadits Hudzaifah ia menuturkan:
“……Apabila Nabi terbaca ayat yang mengandung makna bertasbih (kepada Allah) beliau bertasbih, dan apabila terbaca ayat yang mengandung doa, maka beliau berdoa, dan apabila terbaca ayat yang bermakna meminta perlindungan (kepada Allah) beliau memohon perlindungan.” (HR. Muslim).
7. Hendaknya mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan baik dan diam, tidak berbicara. Allah berfirman yang artinya: “Dan apabila Al-Qur’an dibacakan, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu men-dapat rahmat.” (Al-A`raf: 204).
8. Hendaklah selalu menjaga al-Qur’an dan tekun membacanya dan mempelajarinya (bertadarus) hingga tidak lupa.
Rasulullah bersabda:
“Peliharalah Al-Qur’an baik-baik, karena demi Tuhan yang diriku berada di tangan-Nya, ia benar-benar lebih liar (mudah lepas) dari pada unta yang terikat di tali kendalinya”. (HR. Al-Bukhari).
9. Hendaknya tidak menyentuh Al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci. Allah telah berfirman yang artinya:
“Tidak akan menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.” (Al-Waqi`ah: 79).
10. Boleh bagi wanita haid dan nifas membaca al-Qur’an dengan tidak menyentuh mushafnya menurut salah satu pendapat ulama yang lebih kuat, karena tidak ada hadits shahih dari Rasulullah yang melarang hal tersebut.
11. Disunnahkan menyaringkan bacaan Al-Qur’an selagi tidak ada unsur yang negatif, seperti riya atau yang serupa dengannya, atau dapat mengganggu orang yang sedang shalat, atau orang lain yang juga membaca Al-Qur’an.
12. Termasuk sunnah adalah berhenti membaca bila sudah ngantuk, karena Rasulullah bersabda:
“Apabila salah seorang kamu bangun di malam hari, lalu lisannya merasa sulit untuk membaca Al-Qur’an hingga tidak menyadari apa yang ia baca, maka hendaknya ia berbaring (tidur).” (HR. Muslim).
[Cms]
t.me/KhazanahMuh