DIREKTUR Perguruan Diponegoro Ir. H. Imam Parikesit mengatakan bahwa anak yatim adalah tanggung jawab kita semua dan sebagai penyelenggara pendidikan, adalah tugasnya untuk mengingatkan.
“Anak yatim tanggung jawab siapa? Ya tanggung jawab kita semua. Oleh karena itu, pihak sekolah, pihak yayasan sebatas mengingatkan bahwa ini tanggung jawab kita semua, lho,” ujar Imam di sela kegiatan Belanja Bareng Yatim, Rabu (31/07/2024) di Lotte Mart, Green Pramuka Square, Jakarta.
Imam juga mengutip sebuah hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang menganjurkan untuk menyayangi anak yatim.
“Ini sebenarnya ada hadisnya bahwa kita harus peduli kepada anak yatim, kita wajib menyayangi anak yatim,” lanjut Imam yang juga Ketua Yayasan Al Hidayah Jakarta yang menaungi sekolah-sekolah Diponegoro di Rawamangun dan Cakung.
Seperti halnya menyolati jenazah, kata Imam, adalah tanggung jawab setiap Muslim. Jika tidak ada yang melakukan atau mengingatkan, tidak ada yang bergerak untuk mengurus.
“Seperti menyolati jenazah itu tanggung jawab kita semua. Kalau enggak ada yang ngurusin jenazah, enggak ada yang ngurusin. Jadi hal-hal seperti itu, ketika kita ingatkan, ketika kita colek, akan bangkit kepedulian itu. Kalau diam, ya diam,” jelas Imam.
Sebagai penyelenggara pendidikan, Imam berinisiatif untuk mengingatkan dan memfasilitasi kegiatan Belanja Bareng Yatim yang melibatkan sebanyak 190 anak yatim dari Kelurahan Rawamangun, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.
baca juga: Hukum Menyantuni Anak Yatim pada Bulan Muharam
Direktur Perguruan Diponegoro Imam Parikesit: Anak Yatim Tanggung Jawab Kita Semua
“Semula kegiatan ini diadakan hanya sebatas di sekolah saja, tapi saya orang yang selalu kreatif, ternyata staf saya cerdas mencermati merespon ide saya, terjadilah kegiatan ini,” ungkap Imam yang juga Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) DKI Jakarta itu.
Satu hal yang selalu Imam impikan yaitu ingin agar anak yatim dapat berbelanja ke mall.
“Satu hal yang selalu saya mimpikan, anak-anak yatim jarang punya kesempatan belanja ke mall, paling tidak belanja ke mana gitu lah. Saya tadinya enggak nyangka akan belanja di sini (Lotte Mart-red), lalu terjadi pembicaraan di tingkat second layer saya dengan berbagai pihak, jadilah kegiatan ini. Jadi ini bentuk partisipasi semua pihak, ketika punya ide, dilontarkan, kemudian jadilah ini,” jelas Imam.
Dalam kegiatan yang bekerja sama dengan Dompet Dhuafa itu, sebanyak 140 anak yatim yang hadir ditemani oleh 70 pendamping akan berbelanja kebutuhan mereka di Lotte Mart.
Para anak yatim itu, baik yang hadir maupun yang tidak hadir, dibekali uang sebesar Rp200 ribu untuk berbelanja dan juga uang saku sebanyak Rp100 ribu.
Selain itu, mereka juga mendapat paket sembako senilai Rp150 ribu.
Uniknya, para pendamping merupakan siswa-siswi Sekolah Diponegoro yang juga pengurus OSIS.
Mereka berkesempatan mendapat pengalaman langsung berinteraksi dengan anak yatim sambil mengasah kepekaan sosial mereka.
“Kami sebagai penyelenggara pendidikan hanya mengingatkan dan memfasilitasi. Jadi kami merangsang, memberikan dorongan agar semua sadar bahwa kita perlu peduli anak yatim,” kata Imam.
Alhamdulillah, atas inisiatif itu, Imam berhasil mengajak komite sekolah dan kepala sekolah untuk bergerak.
“Ketika kita gerakkan komite sekolah, kita gerakkan kepala sekolah, maka muncul respon positif, ini sebuah bentuk dari partisipasi yang konkret,” ujarnya yang baru saja meluncurkan buku biografi Imam Parikesit, Jejak Dedikasi itu.
Yayasan Al Hidayah Jakarta, kata Imam, mempunyai alokasi 2,5 persen untuk dana sosial, salah satunya untuk anak yatim.
“Kami punya dana sosial 2,5% itu kegiatannya macam-macam, salah satunya untuk anak yatim. Tentunya prioritas adalah keluarga dari guru dan karyawan dulu, yang mungkin gurunya sudah meninggal,
anaknya masih sekolah itu kita tolong. Kalau masih ada, jatahnya kita berikan ke masyarakat sekitar, utamanya masyarakat sekitar dulu baru yang lain,” tutup Imam.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dalam kegiatan itu, sebanyak 140 anak yatim yang hadir dihibur dengan Dongeng Ceria dari Dompet Dhuafa.
Setelah itu, mereka juga dijamu makan siang dan langsung berbelanja kebutuhan mereka di Lotte Mart.
Senyuman anak-anak yatim merekah ketika mereka pulang dengan membawa belanjaan, paket sembako dan juga uang saku yang diberikan Perguruan Diponegoro.
Nampaknya, hari itu menjadi hari paling bahagia bagi anak-anak yatim itu karena mimpi berbelanja ke mall sudah terwujud.[ind]