ChanelMuslim.com – Kejahatan kebencian terhadap Muslim di Amerika Serikat meningkat 91% pada enam bulan pertama tahun 2017 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan tajam kejahatan kebencian tersebut bersamaan dengan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden mengalahkan Hillary Clinton.
Data naiknya kejahatan kebentian terhadap Muslim dikumpulkan selama April hingga Juni 2017 oleh organisasi advokasi Dewan Hubungan Amerika-Islam, CAIR, yang diumumkan di Washington DC, hari Senin kemarin (17/07).
CAIR mengumpulkan data insiden kejahatan kebencian di AS sejak 2013.
Aktivis CAIR bidang pemantauan dan penanganan Islamofobia, Zainab Arain, mengatakan kampanye pemilihan presiden dan pemerintah Presiden Trump ikut mendorong kebencian dengan korban Muslim Amerika dan kelompok-kelompok minoritas lain.
“Jika tren ini berlanjut, 2017 bisa menjadi tahun terburuk untuk insiden diskriminasi agama dan pidana kebencian di AS,” kata Arain.
Insiden paling banyak yang didokumentasikan oleh CAIR adalah pelecehan yang mencakup intimidasi atau perlakuan buruk. Di tempat kedua terbanyak merupakan kejahatan kebencian, termasuk di antaranya kekerasan fisik dan perusakan properti.
Berdasarkan data CAIR, pemicu terbesar tindak atau ujaran kejahatan kebencian terhadap Muslim adalah etnisitas atau asal negara, yang mencapai 32% dari total kasus.
“Sekitar 20% disebabkan oleh persepsi bahwa korban adalah Muslim. Dari seluruh kasus, 15% di antaranya dipicu oleh kenyataan bahwa seorang seorang perempuan Muslim mengenakan jilbab,” katanya.
Terkait lokasi, insiden-insiden ini terjadi di rumah korban, jalan bebas hambatan, jalan raya, dan jalan kecil. Lokasi lain yang dicatat CAIR adalah terminal dan transportasi umum seperti kereta dan bus.
Organisasi ini menekankan bahwa data mereka semata-mata didasarkan pada pelaporan oleh korban, yang mengisyaratkan mungkin ada kasus-kasus yang tidak disampaikan baik kepada aparat penegak hukum maupun institusi komunitas.[ah/bbc]