ANAK yang sudah bisa makan makanan sebagaimana orang dewasa tak jarang mengalami masalah pencernaan, hal ini disebabkan sistem pencernaan mereka belum terbentuk secara sempurna.
Hal ini menyebabkan mereka rentan mengalami muntah, diare, atau sakit maag. Yang lebih parah, dapat menghambat tumbuh kembangnya.
Berikut ini dikutip dari Hai Bunda cara mengatasi masalah pencernaan pada anak-anak:
1. Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
Bakteri dan virus dapat menjadi pemicu masalah pada saluran pencernaan anak. Anak-anak berisiko sakit jika mengonsumsi makanan yang tidak dicuci atau dimasak dengan benar.
Adanya bakteri dan virus yang masih menempel dapat menyebabkan mereka sakit perut, demam, diare, atau muntah.
Untuk itu, penting bagi Bunda untuk menerapkan pola hidup bersih dengan mencuci bahan makanan dengan bersih, dan memasak dengan benar.
Biasakan juga mereka untuk mencuci tangan sebelum makan dan hindari anak untuk makanan bersama dengan anggota keluarga atau teman yang sedang sakit.
2. Memberi Nutrisi Tepat dan Seimbang
Pemberian nutrisi tepat dan seimbang juga menjadi hal penting bagi kesehatan pencernaan anak. Jadi, Bunda perlu pastikan anak mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan nutrisi lainnya setiap hari.
Namun sayangnya, beberapa anak sensitif terhadap beberapa jenis makanan.
Seperti halnya jika anak sering mengalami sakit perut, muntah, diare, dan sembelit. Hal ini bisa dipicu karena mereka mengonsumsi makanan mengandung gluten, jenis protein yang biasanya ditemukan dalam gandum, barley, dan gandum hitam.
Jika dibiarkan, masalah ini dapat merusak lapisan usus kecil. Meski saat ini masalah pencernaan ini belum ada obatnya, tetapi Bunda bisa mengatasinya dengan memberinya makanan bebas gluten.
Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Sosial Anak Usia Dini
5 Cara Mengatasi Masalah Pencernaan Pada Anak
3. Memilih Jenis Susu yang Sesuai
Apakah anak sering mengalami kram, kembung, mual, atau diare setelah minum atau makan produk mengandung susu?
Jika hal ini terus terjadi, sekitar 30 menit hingga 2 jam setelah minum susu, keju, atau es krim, mereka bisa saja mengalami intoleransi laktosa.
Artinya, tubuh mereka tidak dapat mencerna laktosa, gula dalam susu. Untuk memastikannya, Bunda perlu bicarakan dengan dokter mereka.
Meski kondisi ini ditemukan obatnya, Bunda bisa menggantikan produk susu tersebut dengan produk lainnya. Terlebih saat ini ada beberapa jenis susu yang memang bebas laktosa.
4. Mencukupi Kebutuhan Cairannya
Masalah pencernaan anak seperti muntah atau diare sering kali membuat mereka berpotensi mengalami dehidrasi dengan cepat.
Biasanya, gejala ini ditandai dengan demam tinggi, mulut kering, dan anak terlihat lemas.
Untuk menjaga anak terhidrasi, Bunda perlu pastikan mencukupi kebutuhan cairannya dengan minum air mineral.
Adapun jumlah yang dibutuhkan anak-anak setiap hari tergantung pada usia mereka.
Jika mengacu pada aturan umum, balita perlu mendapat 2-4 cangkir air mineral, sementara anak usia 4-8 tahun perlu minum 5 cangkir sehari.
Untuk anak usia 9-13 tahun, mereka perlu minum 7-8 cangkir air, sedangkan anak di atas usia 14 tahun perlu mencukupi kebutuhannya dengan minum 8-11 cangkir sehari.
5. Konsultasi dengan Dokter
Masalah pencernaan memiliki berbagai macam bentuk. Namun, jika anak sering muntah, diare, atau sakit maag, Bunda bisa konsultasikan dengan dokter spesialis anak.
Segera hubungi dokter jika anak telah muntah atau diare lebih dari satu kali.
Sebab, anak di bawah 6 tahun sulit menahan cairan sehingga menyebabkan mereka sering muntah atau diare.
Sementara untuk anak dengan usia lebih besar, hal ini perlu diwaspadai jika mereka muntah lebih dari dua kali dalam periode 24 jam.
Selain itu, Bunda juga harus menghubungi dokter jika anak mengalami demam, diare, atau tanda-tanda dehidrasi seperti jarang buang air kecil, bibir kering, dan lemas.
Yuk, Bunda dan Ayah teruslah memantau makanan yang masuk ke dalam mulut anak dan sediakan makanan yang sehat untuk mereka. [Ln]