KITA sering mendengar kaliman “jangan remehkan hal sekecil apapun” karena bisa jadi hal kecil itulah yang menentukan apa yang akan kita dapat kedepannya. Demikianlah surga dan neraka, dimana kita akan berakhir di antara keduanya ditentukan oleh hal-hal kecil yang kita lakukan di dunia.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ
Dari Abdullah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Surga lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya, neraka juga seperti itu.”
(HR. Bukhari No. 6.007)
Baca Juga: Allah Mudahkan Jalan Penuntut Ilmu Menuju Surga
Surga dan Neraka Itu Dekat
Dari hadis di atas ustaz Faishal Kunhi, MA memberikan beberapa penjelasan:
1. Di antara barang yang paling dekat dengan kita adalah sendal yang selalu kita pakai, begitu juga surga dan neraka, begitu dekat tetapi kita tidak merasakannya.
2. Seseorang bisa masuk surga dengan amal shalih yang dia anggap remeh, seperti kisah seorang pelacur yang memberikan minum anjing yang kehausan, dengan perbuatan tersebut ia masuk surga.
3. Jangan pernah meremehkan perbuatan baik sekecil apapun karena engkau tidak mengetahui dengan sebab apa engkau bisa meraih surga-Nya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada Jabir bin Sulaim,
وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.”
(HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir
4. Jangan pernah meremehkan dosa sekecil apapun karena sikap meremehkan itu bisa membuatnya menjadi besar dan jangan menganggap enteng sebuah maksiat dengan berdalil bahwa sesungguhnya Allah Maha luas ampunan-Nya .
5. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالاً هِىَ أَدَقُّ فِى أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعَرِ ، إِنْ كُنَّا نَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُوبِقَاتِ
“Sesungguhnya kalian mengerjakan amalan (dosa) di hadapan mata kalian tipis seperti rambut, namun kami (para sahabat) yang hidup di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggap dosa semacam itu seperti dosa besar.” [Ln]