Chanelmuslim – Pimpinan GNPF MUI Bachtiar Nasir mengklarifikasi perihal pertemuan dengan Presiden pada minggu (25/6). Ia menjelaskan, pertemuan dengan presiden bukan permintaan dari GNPF tetapi karena kedua belah pihak ada keinginan bertemu.
“Bukan meminta tetapi menggagas pertemuan. Sebenarnya kami ingin bertemu presiden sejak 411, lalu Aksi 212. Namun, saat itu presiden hanya mengirimkan salam. Selanjutnya lewat kapolri, kemudian dengan izin Alloh kita di fasilitasi oleh menkopolhukam. Di rumah beliau, Kita berhasil menyalurkan aspirasi.” Tutur pria kelahiran Bone ini.
Ia menambahkan gagasan pertemuan itu terus dilakukan seperti bertemu dengan Wakil Presiden Yusuf Kalla,
“Sebelum ini kita bertemu dengan pak JK tiga kali, sebelum ramadhan, hingga di awal ramadhan. Lalu terjadilah momen bertemu dengan Menteri Agama.” Ungkap Bachtiar Nasir.
Dalam pertemuan dengan Presiden, Bachtiar bercerita, Ia dan tim GNPF diterima di ruang khusus tidak ada tamu lain.
“Kita diterima ruang khusus tidak ada tamu lain. Di ruang oval, meja rapat dimana presiden sering menerima tamu. Di sana kami bertujuh, yusuf marta, saya dll.” Tutur pimpinan AQL Center ini.
Sayangnya saat terjadi pertemuan tersebut, Ustad Bachtiar mengatakan ada wartawan dari istana yang memaksa masuk.
“Saat itu, ada wartawan istana masuk, namun kami tidak melakukan konferensi pers. Akhirnya berita jadi berkembang seperti sekarang. Sehingga, kami perlu melakukan konferensi pers hasil pertemuan kemarin.” Tutur Bachtiar.
Ustad Bachtiar menjelaskan, dalam pertemuan dengan presiden tidaka ada pembicaraan khusus. Hal yang disampaikan apa yang terjadi di masyarakat, seperti kesan umat islam melakukan kesalahan langsung ditangkap, berbeda dengan umat lain.
“Kami menyadari pak presiden tidak merasa adanya kriminalisasi agama, intoleran dll. Kami datang karena faktanya ada. Bagi kami presiden adalah simbol negara oleh karena itu kami harus bertemu presiden Kami menyampaikan apa yang di masyarakat terutama sematan semata terhadap umat islam, yang intoleran, anti pancasila, kesan ketika umat islam melakukan kesalahan langsung tangkap. Secara garsi besar itu kontennya, kami tidak berbicara teknis.” Tegas pria lulusan Madinah ini.
Dengan pertemuan itu, lanjut Ustad Bachtiar Nasir, menunjukkan presiden ingin berdialog, karena menurut presiden hanya ulama yang berani menasehati pemerintah.
“Dan ini menunjukkan bahwa presiden ingin berdialog, karena yang berani menasehati saya itu ulama. Saya perlu nasehat ulama” Tutur Bachtiar Nasir menirukan ucapan presiden.
Ia juga menambahkan, Presiden sempat berandai andai, “seandainya terjadi dialog saat aksi 411, mungkin tidak ada 212, tidak ada peristiwa yang menghebohkan.” Tutup Bachtiar Nasir.