KARENA Said bin Zaid, Umar masuk Islam. Sa`id bin Zaid adalah orang yang mula-mula masuk Islam dan salah satu di antara sepuluh orang yang diberitakan Nabi masuk surga.
Ia menikah dengan Fatimah binti Al-Khathab, saudara perempuan Umar bin Al-Khathab. Umar juga menikah dengan Atikah, saudara perempuan Sa’id ibn Zaid.
Baca Juga: Masuk Islamnya Umar bin Khattab di Bulan Dzulhijjah
Said bin Zaid, Karenanya Umar Masuk Islam
Nama lengkapnya Sa’id bin Zaid ibn Amr ibn Nufail Al Qurasyi Al Adawi, biasa dipanggil Abu A’war. Ia dilahirkan di Makkah tahun 22 sebelum hijrah.
Ia adalah sosok sahabat yang terkenal memiliki gagasan-gagasan yang cemerlang, pemberani, tubuhnya tinggi, dan rambutnya lebat.
Sa’id adalah faktor yang menyebabkan Umar tertarik masuk Islam. Suatu hari, Umar dan isterinya bertamu ke rumah Fatimah, istri Sa’id ibn Zaid.
Saat itu di rumah Fatimah ada Khabab ibn Art. Mereka sedang mempelajari Al Quran bersama-sama. Ketika mereka memberikan mushaf Al-Quran kepada Umar –setelah Umar bersuci-,
Umar membaca mushaf tersebut. Setelah itu, Umar pergi menemui Nabi dan mengikrarkan diri masuk Islam di hadapan Beliau.
Sebelum perang Badar, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendelegasikannya untuk mengurusi sebuah misi penting ke luar kota Madinah, sehingga ia tidak ikut dalam perang tersebut.
Karenanya, Rasulullah tetap memberinya bagian dari hasil rampasan perang Badar. Pasca perang Badar, ia tidak pernah absen mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah.
Ia ikut dalam perang Yarmuk, pengepungan kota Damaskus dan pembebasannya.
Abu Ubaydah pernah mengangkatnya sebagai komandan perang di Kota Damaskus.
Ia meriwayatkan 48 hadits dari Nabi. Di antaranya, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Siapa yang mati terbunuh karena membela hartanya, maka ia tergolong mati syahid. Siapa yang mati karena membela agamanya, maka ia tergolong mati syahid.
Siapa yang mati karena membela kehormatannya, maka ia tergolong mati syahid. Dan siapa yang mati karena membela keluarganya, maka ia tergolong mati syahid.” (HR. At-Tirmidzi)
Ia meninggal di Al-Aqiq, daerah dekat kota Madinah, tahun 51 H, dan jasadnya dimakamkan di Kota Madinah. [Cms]
Sumber : Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Pustaka Al-Kautsar