PRESIDEN Global Qurban Mukhti mengatakan bahwa Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Global Qurban berupaya memastikan terus menjaga kesehatan hewan qurban.
Baca Juga : Lewat Global Qurban, ACT Salurkan Hewan Qurban ke Pelosok Negeri
Di mana saat ini Indonesia tengah diserang penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak, pihaknya disebut terus memantau kondisi hewan di lumbung ternak wakaf mereka.
“Kekhawatiran atas penyakit pada hewan ternak ini memang menjadi perhatian semua orang. Tapi, stok hewan kami di ternak wakaf sudah terpantau kesehatannya oleh dokter hewan, kalau nanti ada hewan yang terdampak PMK, maka tidak akan dimasukkan sebagai hewan qurban,” ujar Presiden Global Qurban Mukhti, dalam peluncuran program “KUDU QURBAN” di Jakarta, pada Jumat (27/05/2022).
Dengan upaya ini, Global Qurban – ACT berharap bisa terus menjamin terjaganya kualitas daging qurban yang akan disampaikan kepada saudara sesama muslim yang membutuhkan.
Dalam kegiatan yang sama, Koordinator Pengawasan Produk Hewan Kementerian Pertanian drh. Imron Suandy menyebut penyebab PMK adalah virus.
Sebelumnya, Indonesia sudah pernah menghadapi kasus serupa pada 1983 dan terbebas pada 1986 hingga mendapat pengakuan dari dunia bebas dari penyakit ini pada 1990.
Penyakit tersebut disampaikan sangat mudah menyebar pada hewan-hewan berkuku belah, seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan babi.
Virus ini juga menular secara langsung dan tidak langsung. Namun, virus ini tidak berbahaya bagi manusia.
“Yang penting dipahami adalah ini tidak berbahaya bagi manusia. Hanya saja penyakit ini sangat cepat menyebar di antara hewan-hewan, kalau misalkan terserang satu, itu satu kelompok bisa sakit semua,” kata dia.
Dia juga menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menimalisasi hewan qurban terinfeksi virus PMK.
Baca Juga : ACT Jateng DIY Kirim 7 Truk Kemanusiaan Bantuan Logistik untuk Korban Semeru
Di antaranya yaitu mengoptimalkan pemanfaatan rumah potong hewan (RPH) yang sudah disediakan pemerintah setempat.
Selain itu, dia juga menyarankan berqurban secara online di situasi menyebarnya wabah PMK.
“Kemudian untuk memutus rantai penularan, sebaiknya kita meminimalisir mobilisasi ternak. Jika memungkinkan, cukup melaksanakan qurban secara online saja,” pungkasnya.
Dengan berqurban secara online, seperti yang disediakan Global Qurban, maka penyebaran virus di antara para ternak dapat diperkecil. [wmh]