Chanelmuslim – Billy beras alias Billy Haryanto seorang pedagang beras di Pasar Induk Cipinang mengaku mendapat pesanan 270 Ton beras dari Tim Ses Ahok Djarot.
Beras itu dikemas dalam ribuan paket untuk diberikan kepada pemilih di sejumlah wilayah di Jakarta.
Dilansir Tempo saat wawancara, beras tersebut dipesan oleh politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aria Bima dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi muktamar Jakarta Djan Faridz.
Pengurus Perhimpunan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) itu menunjukkan fotonya dengan Aria Bima dan Deputi Bidang Komunikasi Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo. Dalam foto, jari tangan mereka diacungkan membentuk huruf V.
” Aria Bima pesan, tapi sedikit. Utang tim Ahok ke kami sekitar Rp 500 juta. Djan Faridz (politikus PPP) memesan ke satu pedagang sebanyak 30 ton. Dibagikan ke Tanah Abang,” jawab salah satu pengurus Perpadi
Billy menyatakan telah membagikan beras ke banyak penjuru Ibu Kota, terutama Jakarta Timur dan Selatan. Ia menganggap beras yang di bagiakan adalah CSR pedagang kepada penguasa.
“Saya keluarkan beras 300 ton, sekitar 30 ton di antaranya saya sumbangkan. Kalau enggak, bisa kualat. Sebenarnya, siapa pun pemimpinnya, kami sumbang. Dari dulu. Kalau Anies Baswedan minta pun kami sumbang, tapi dia tidak minta. Kami pengusaha cari aman saja.” tuturnya
Menurut Billy total beras yang telah dibeli dan disumbangkan sekitar 1.000 Ton hingga putaran kedua.
“Ada sekitar 1.000 ton. Itu sejak putaran kedua karena kami dimintai tolong,” ungkap Billy
Beras yang dibagikan dikemas dalam plastik dengan berat 2 kilogram ditambah sembako.
“Kalau biasanya 5 kilogram, kami bikin 2 kilogram beras dalam satu sembako. Harganya Rp 5.000 agar tetap di bawah Rp 25 ribu karena isi sembako ada mi, gula, dan minyak,” tutur Billy.
Billy menganggap pembagian sembako sebelum pilkada bisa mempengaruhi Pilkada, karena masyarakat Jakarta masih menganggap siapa yang ngasih bakal dicoblos.
“Kalau orang Pasar Induk Cipinang sudah turun, pasti menang. Masyarakat sini masih punya pemikiran siapa yang ngasih, dia coblos. Ada yang bilang masyarakat Jakarta modern, itu bohong. Justru paling banyak yang miskin. Jadi, kalau mau menang, serahin ke pedagang beras,” tuturnya. (Mh/ilham/foto: tempo.co)