SEMENTARA anak yang ketiga baru-baru ini diduga mengidap penyakit epilepsi (ayan) yang membuatnya suka terlihat kejang-kejang tanpa sebab di waktu yang tidak dapat dipastikan. Sementara anak keempat diam-diam saja dan tidak menunjukkan prestasi apapun.
Walaupun sudah diberikan les-les penunjang untuk pelajaran akademik maupun non akademik. Namun ketika diikutkan dalam lomba apapun, sikapnya malas-malasan dan tidak pernah menang. Bahkan untuk peringkat terendah sekalipun.
Namun anak Bu Nisa yang kelima yang baru duduk di kelas 2 SD tampaknya berbeda dengan kakak-kakaknya. Hal ini tampak dari kegemarannya mendengarkan murotal Al-Qur’an sebelum tidur. Bahkan di kelasnya pun hafalan Al-Qur’annya yang paling banyak dan dapat dibanggakan.
Untuk nilai akademiknya, alhamdulillah selalu menduduki peringkat satu. Bahkan nilainya tertinggi di kelas 2 naik ke kelas 3. Anak yang kelima yang juga bungsu ini, walaupun tanpa disadari merupakan anak kesayangan. Karena tingkah polahnya yang menyenangkan, taat juga lucu, tidak lekas membuat si bungsu sombong dan besar kepala.
Dikarenakan perlakuan berbeda dari orangtuanya. Bahkan kakak-kakaknya pun semua menyayangi dirinya. Kepandaiannya dalam bicara dan juga membuat orang yang memandang padanya menjadi senang. Sungguh merupakan talenta yang luar biasa.
Baca juga: Keinginan Orangtua dalam Rangka Menyolehkan Anak
Tugas orangtua hanya berusaha memberi yang terbaik
Bu Nisa tak perlu risau. Tugas orangtua hanyalah berusaha saja memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Dan juga mendidik anak-anak dengan segenap kemampuan yang ada. Dan pola pendidikan di dalam sebuah keluarga tidak bisa disamakan dengan keluarga yang lainnya.
Teruskan saja apa yang dilakukan Bu Nisa dengan sebaik-baiknya. Namun bagaimana hasilnya, semua terserah pada Allah. Allah yang akan menentukan baik buruknya seorang anak. Bukan tergantung dari usaha orangtua semata. Namun ada faktor kuasa Allah di situ.
Lihatlah dari kisah Nabi Yakub, bagaimana anak-anaknya banyak sekali dari istri pertama dan kedua yang semuanya berjumlah 12 orang. Bahkan salah satu anak kesayangannya Yusuf, ketika masih kecil hingga remaja sampai usai dewasa tinggal jauh dari pengawasannya.
Namun berkat doa yang tidak putus siang dan malam, maka sang anak selalu terjaga dari berbagai kemaksiatan. Terbukti pula bahwa walau anak-anak lainnya tidak begitu soleh. Bahkan sempat merencanakan pembunuhan pada anaknya yang lain, yaitu Yusuf.
Namun Nabi Yakub tetap mencintai semua anak-anaknya dan memperlakukan mereka semua dengan baik. Tidaklah sama nasib satu anak dengan yang lain. Nnamun perlakuan kita pada semua anak haruslah sabar dan tetap mencintai.
Walau akhir dari kisah anak-anak kita berbeda, dengan kesolehan dan derajat kesuksesan yang berbeda-beda pula. Namun, kita sebagai orangtua wajib memberikan pendidikan dan pemeliharaan yang terbaik bagi anak kita, tanpa putus asa.
Website: