TARAWIH syiar istimewa dilakukan di 3 lokasi secara bersamaan, yaitu Times Square, New York, Hagia Sophia, dan Masjidil Aqsha. Ulasannya disampaikan oleh Uttiek Herlambang berikut ini.
Ribuan Muslim Amerika Serikat mengikuti buka puasa dan shalat Tarawih bersama pada hari pertama puasa Ramadan. Buka puasa bersama berlangsung di Times Square, New York City.
Seperti dilansir Alaraby (4/3) sekitar 1.500 makanan dibagikan untuk berbuka puasa pertama Ramadan kepada umat Islam yang telah melakukan perjalanan dari Montreal untuk menghadiri acara tersebut.
Acara dibuka dengan pembacaan Alquran serta ceramah tentang makna ibadah selama bulan suci Ramadhan. [Republika, 4/4]
Ini kali pertama dalam sejarah, shalat Tarawih digelar di Times Square, jantung kota New York. Times Square sering disebut “Persimpangan Dunia” atau “Great White Way”.
Begitu terangnya lampu-lampu raksasa yang terpasang seruas jalan ini, hingga terlihat dari angkasa. Akhir pekan lalu, pandangan dunia tertuju padanya.
Kumandang takbir ribuan manusia untuk pertama kalinya diperdengarkan dari tempat ini.
Sementara di belahan bumi berbeda, untuk pertama kalinya sejak 88 tahun lalu, tempat suci itu digunakan untuk shalat Tarawih kembali.
“Alhamdulillah. Untuk pertama kalinya dalam 88 tahun, masjid akan menyambut orang-orang beriman untuk shalat Tarawih Ramadan ini,” kata Ali Erbas kepala Diyanet, badan keagamaan Turki, dikutip dari AFP (3/4).
Masjid Aya Sofya, Istanbul, bukan masjid biasa. ia adalah simbol kemenangan. Simbol kejayaan. Bukti nubuwat yang tak terbantahkan.
View this post on Instagram
.
Ramadan tahun ini memang istimewa. Sejak Jumat (1/4) lalu di berbagai belahan dunia berduyun-duyun umat Islam memenuhi masjid-masjid Allah.
Dua Masjid Suci di Makkah dan Madinah, Baitul Maqdis di Palestina, Masjid Al Azhar di Kairo, Masjid Aya Sofya di Istanbul, bahkan Times Square New York, hingga Catedral Mosque di Rusia.
Setelah dua tahun lamanya bumi berselimut pandemi, tahun ini kehangatan itu mulai terasa lagi. Bait-bait pujian dilantunkan. Kebahagiaan ditebarkan.
Shalat Tarawih berjamaah menjadi penanda datangnya bulan mulia.
Imam al-Marwadzi dalam kitabnya “Qiyam Ramadhan” menuliskan, Amirul Mukminin Umar ibn Khattab memerintahkan Ubai untuk menjadi imam pada qiyam Ramadan.
Tercatat pada masa itu, kaum Muslimin tidur pada seperempat pertama malam, lalu mengerjakan shalat pada 2/4 malam setelahnya, dan selesai pada 1/4 malam terakhir.
Di setiap rakaat shalat dibaca 5-6 ayat. Setelah itu mereka pulang dan sahur.
Pada masa Amirul Mukminin Umar ibn Khattab untuk pertama kalinya shalat tarawih berjamaah digelar sebulan penuh sepanjang bulan Ramadan. Lentera-lentera dinyalakan, ayat-ayat Alqur’an dideraskan untuk menghidupkan malam.
Kebahagiaan yang sama terasa pada Ramadan tahun ini. Jangan sia-siakan karena belum tentu Ramadan tahun depan kita masih bisa menikmatinya lagi.[ind/@uttiek.herlambang]