BAGI para pendaki dan pecinta alam, nama Abu Icin sudah seperti legenda hidup di Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pria bernama lengkap Raisin Hamdi ini telah puluhan tahun menjadi pemandu sekaligus penyelamat di gunung tertinggi di Nusa Tenggara Barat tersebut.
Pria kelahiran 1967 itu merupakan salah satu rescuer senior dan juga dikenal sebagai sebagai pemandu yang telah lama membawa para wisatawan naik turun Gunung Rinjani.
Abu menceritakan awal mula ia mendaki Gunung Rinjani pada 1987. Saat itu Abu Icin mengaku hanya ikut-ikutan untuk menyalurkan hobi tidak pernah berpikir sebagai pemandu apalagi rescuer.
Setelah itu, pada tahun 1993 Abu Icin bersama rekan-rekannya mendirikan Organisasi Pecinta Alam Sangkareang (ORPLAS) yang merupakan organisasi pecinta alam tertua di Lombok Timur.
Abu Icin menceritakan pengalamanya pertama kali melakukan rescue di Gunung Rinjani pada 17 Agustus 1993 ketika pendaki asal Jakarta tenggelam di Danau Segara Anak.
Baca juga: Juliana Marins, Turis Brasil yang Jatuh di Puncak Gunung Rinjani
Kisah Abu Icin, Seorang Legenda Hidup Gunung Rinjani
Sejak saat itu, Abu Icin berpikir dan mulai mendalami pengetahuannya untuk melakukan sistem penyelamatan dan evakuasi di alam bebas terutama di daerah ekstrem seperti Gunung Rinjani.
Sejak saat itu ia mulai aktif sebagai relawan penyelamatan dan evakuasi, salah satunya ketika terjadinya bencana tsunami di Aceh pada 2004.
Abu Icin mengatakan karena pengalamannya yang mengevakuasi para korban tsunami Aceh menjadikan dirinya mulai terbiasa mengevakuasi korban dengan berbagai kondisi.
Pada tahun 2018, atas saran dari para juniornya di ORPLAS, ia kemudian mendirikan trekking organizer Abu Icin Adventure yang membuat dirinya sebagai pemandu dan rescuer di Gunung Rinjani.
Tahun yang sama, gempa besar mengguncang Lombok dan membuat ratusan pendaki terjebak di Gunung Rinjani. Abu Icin terjun langsung membantu evakuasi 500 orang, salah satunya korban meninggal yang diangkut menggunakan helikopter.
Selama menjadi rescuer, ia memperkirakan telah menangani sekitar 25 kasus evakuasi di Gunung Rinjani. Evakuasi yang paling sulit adalah mencari seorang mahasiswa kedokteran asal Bali selama 16 hari pencarian.
Abu Icin menuturkan, banyak rescuer handal yang berada di Unit SAR Lombok Timur yang dibina di ORPLAS, salah satunya Samsul Padli yang tergabung dalam tim SAR ketika melakukan evakuasi jenazah Juliana Marins turis asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025).
Abu Icin telah menapaki kakinya di puncak Gunung Rinjani sejak pertama kali melakukan pendakian sudah lebih dari 300 kali. Di usianya yang memasuki ke 58 tahun, ia masih aktif melakukan pendakian ke puncak Gunung Rinjani.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pada 2001, Abu Icin menjadi salah satu perintis yang membuka jalur ke Gunung Rinjani melalui Timbanuh, Lombok Timur, atau yang dikenal dengan jalur Rinjani selatan.
Abu Icin dan kawan-kawan waktu itu berjalan dan mencoba menembus puncak Gunung Rinjani dari sisi selatan selama tiga tahun melakukan percobaan.
Sejak saat itu, Abu Icin dan anggota ORPLAS lainya melakukan pendakian setiap tahunnya. Sehingga pada tahun 2006, Abu Icin dan kawan-kawan mencoba membuat jalur dari puncak selatan Gunung Rinjani untuk menuruni danau segara anak kemudian naik ke Pelawangan Sembalun dan melakukan summit ke Gunung Rinjani.
Sejak saat itu, pendakian melalui jalur selatan Rinjani mulai banyak diminati oleh para pendaki. Namun karena jalurnya yang ekstrem, sehingga tidak sembarang orang bisa menaklukan puncak selatan Gunung Rinjani melalui jalur tersebut.
Sampai sekarang ini Abu Icin dan kawan-kawan sudah memasang pengaman untuk pendakian melalui jalur selatan Gunung Rinjani.
Abu Icin berpesan Gunung Rinjani memiliki keindahan tapi jangan sampai dari keindahan tersebut membuat lalai dan tidak memperhatikan keselamatan ketika melakukan pendakian. [Din]