Persiapan Pernikahan: Bersabar dalam Beradaptasi Satu Sama Lain
SETELAH menikah dan suami istri hidup bersama dalam satu atap, satu cinta dan pergaulan yang sangat intim maka akan tampak lebih jelas kepribadian, watak, sifat dan kebiasaan sehari-hari dari pasangannya.
Selain itu, juga telah terjadi perubahan status yang sebelumnya membujang sekarang sudah menjadi pasangan yang harus bertanggung jawab atas peran dan kewajiban masing-masing terhadap pasangannya, maka mereka harus siap beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan adaptasi disini adalah proses penyesuaian diri dengan berbagai perbedaan yang ada pada pribadi pasangan.
Baca Juga: Maia Estianty dan Sang Suami Jalani Umrah Saat Anniversary Pernikahan ke-5
Persiapan Pernikahan: Bersabar dalam Beradaptasi Satu Sama Lain
Saling beradaptasi itu sangat penting untuk mengokohkan mental dan tanggungg jawab suami istri dalam membangun keluarga sakinah yang berkualitas.
Saling beradaptasi merupakan tuntutan di awal proses melaksanakan peran sebagai suami istri dengan penuh tanggung jawab dan kesiapan kerjasama secara sinergis dan harmonis bersama pasangan dalam mewujudkan visi dan misi berkeluarga.
Saling beradaptasi antar suami istri bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi, berpikir secara inovatif, kreatif, melatih keterampilan dalam melakukan pendekatan yang baik, bekerjasama dalam mengatasi urusan rumah tangga serta berbagai perbedaan dan masalah mereka.
Karena itu, suami istri hendaknya melakukan segala upaya adaptasi dengan berbagai perbedaan pada pasangannya dengan cara-cara berikut ini:
1. Berhusnu dzan (berbaik sangka) kepada Allah sehingga memiliki persepsi yang sama, bahwa saling beradaptasi itu mudah untuk dilakukan selama bersama Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis qudsi:
أنا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بي، وأنا معهُ إذا ذَكَرَنِي، فإنْ ذَكَرَنِي في نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي، وإنْ ذَكَرَنِي في مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ في مَلَإٍ خَيْرٍ منهمْ
“Sesungguhnya Aku berdasarkan pada prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku akan selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia berzikir mengingat-Ku dalam sebuah perkumpulan, maka Aku akan sebut-sebut dia dalam sebuah perkumpulan yang lebih baik dari mereka”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Memperkuat mental agar selalu bersikap baik dan bijak. Perkuatlah mental kesabaran, penghargaan dan toleransi kepada pasangan dalam menghadapi segala perbedaan agar jiwa menjadi tenang dan hati dipenuhi dengan keihlasan mengharapkan ridha Allah subhanahu wa ta’ala.
یَـٰۤأَیَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئنَّةُ . ٱرۡجِعِیۤ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِیَةࣰ مَّرۡضِیَّةࣰ ( الفَجۡرِ: ٢٧-٢٨)
“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku”. (Al-Fajer: 27-28)
4. Berakhlak mulia agar bisa berinteraksi, berkomunikasi dengan baik dan memberikan yang terbaik kepada pasangan.
Akhlak yang mulia itu dibangun oleh takwa dan amal-amal kebaikan. Rasulullah subhanahu wa ta’ala bersabda:
اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن.( رواه احمد و الترمذي)
“Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
5. Melakukan berbagai kegiatan bersama dan bekerjasama dalam melakukan peran sebagai suami istri dengan suasana yang hangat dan intim.
6. Melakukan hal-hal yang bisa saling menghibur untuk bisa mewujudkan adaptasi yang menggembirakan dengan pasangan.
7. Banyak berdoa kepada Allah agar adaptasi bisa dilakukan dengan mudah dan sukses.
Catatan Ustazah Dr. Aan Rohanah Lc., M.Ag di akun instagramnya @aanrohanah_16
[Ln]