CARA agar dijauhkan dari berbuat maksiat disampaikan oleh Ustazah Lulung Mumtaza berikut ini yang merupakan bagian dari tulisan yang mengulas tentang futur.
Jika sudah di bawah futur, yaitu berbuat maksiat, maka yang harus dilakukan adalah segera bertaubat.
Allah ﷻ berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai” (QS. At Tahrim)
Saat sedang futur, jangan beribadah terlalu berlebihan.
Lakukan amalan yang mampu karena setiap orang mempunyai tingkatan iman yang berbeda.
Jika seseorang memaksakan suatu ibadah sementara dia tidak mampu, dia akan terjatuh dalam futur.
Jika sudah menikmati ibadah, iman itu akan naik dengan sendirinya sehingga memicu semakin semangat dalam beribadah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ . رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
“Dari Abu Hurairah ‘Abdurrahman bin Shakr radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Apa saja yang aku larang, maka jauhilah.
Dan apa saja yang aku perintahkan, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi perintah nabi-nabi mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim). [HR. Bukhari, no. 7288 dan Muslim, no. 1337]
Lakukan hal – hal yang bisa menumbuhkan semangat kembali saat futur. Tidak terus – terusan beribadah, sesekali ke hal yang lain sehingga tidak membosankan.
Misalnya: Pergi jalan – jalan bersama keluarga selama tidak dalam maksiat agar pikiran dan perasaan kembali jernih.
Memperhatikan kondisi iman dirinya
Kapan imannya naik dan kapan imannya turun, di antara kecerdasan seseorang adalah dia tahu Syaithon sedang menggodanya.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, hati mereka gemetar, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabbnya mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfâl: 2).
Memilih teman yang baik
Mencari teman karena Allah untuk menambah iman kita. Jika berteman dengannya iman semakin naik,
maka itulah teman yang baik.
Jangan meremehkan dosa kecil
Karena jika dosa kecil itu semakin menumpuk, maka ada noda hitam dalam hati yang semakin membesar.
عَنِ الْحَارِثِ بْنِ سُوَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدِيثَيْنِ أَحَدُهُمَا عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَالآخَرُ عَنْ نَفْسِهِ قَالَ «إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ»
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah gunung dan ia takut gunung tersebut jatuh menimpanya.
Dan seorang fajir (yang selalu berbuat dosa) memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat di hidungnya lalu ia berkata demikian (mengipaskan tangannya di atas hidungnya) untuk mengusir lalat tersebut”.
[HR. Bukhari].
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
وههنا أمر ينبغي التفطن له وهو أن الكبيرة قد يقترن بها من الحياء والخوف والاستعظام لها ما يلحقها بالصغائر وقد يقترن بالصغيرة من قلة الحياء وعدم المبالاة وترك الخوف والاستهانة بها ما يلحقها بالكبائر بل يجعلها في أعلى رتبها وهذا أمر مرجعه إلى ما يقوم بالقلب.
“Dan di sini ada sebuah perkara yang harus dicermati, yaitu bahwa sebuah dosa besar terkadang dibarengi dengan sifat malu, rasa takut dan pengagungan akan beratnya dosa tersebut yang menjadikannya dikategorikan dengan dosa-dosa kecil,
dan (sebaliknya) terkadang sebuah dosa kecil dibarengi dengan sedikit rasa malu, tidak mengacuhkan, tidak takut dan sikap meremehkan dengan dosa tersebut yang menjadikannya dikategorikan dengan dosa-dosa besar,
bahkan menjadikannya di tingkatan yang paling tinggi (dari dosa-dosa besar itu). Dan perkara ini kembalinya kepada apa yang terbetik di dalam hati”.
[Lihat kitab Madarij As Salikin, karya Ibnul Qayyim].
Baca Juga: 30 Cara Selamat dari Maksiat
Cara agar Dijauhkan dari Berbuat Maksiat
قَالَ ابْنُ عَوْنٍ رحمه الله: ” لَا تَثِقْ بِكَثْرَةِ الْعَمَلِ، فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي تُقْبَلُ مِنْكَ أَمْ لَا، وَلَا تَأْمَنْ ذُنُوبَكَ، فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي هَلْ كُفِّرَتْ عَنْكَ أَمْ لَا، إِنَّ عَمَلَكَ عَنْكَ مُغَيَّبٌ مَا تَدْرِي مَا اللهُ صَانِعٌ فِيهِ، أَيَجْعَلُهُ فِي سِجِّينَ ، أَمْ يَجْعَلُهُ فِي عِلِّيِّينَ “
“Ibnu ‘Aun rahimahullah berkata: “Jangan terlalu yakin dengan banyaknya amal, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui, apakah amalan Anda diterima atau tidak?,
Dan jangan pula terlalu merasa aman dengan dosa-dosa Anda, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui, apakah diampuni dosa Anda atau tidak?,
Sesungguhnya amalan Anda gaib dari Anda, Anda tidak mengetahui apa yang Allah perbuat terhadap amalan Anda, apakah Allah jadikannya di dalam Sijjin (buku catatan dosa)?
Ataukah dijadikan-Nya di dalam ‘Illyyin (buku catatan amal shalih)?”. [Lihat Kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi].
Menghargai waktu
Niatkan setiap waktu karena Allah sehingga waktu itu bernilai ibadah
dan menjadi berkah.
Contohnya: Menyempatkan waktu untuk keluarga niatkan karena Allah, saya berkumpul bersama keluarga karena Allah.
Jangan Tinggalkan Rutinitas Ibadah
Misal: Jangan tinggalkan Dzikir Pagi Petang. Jangan tinggalkan membaca Al Qur’an. Jangan tinggalkan majelis ilmu. Jangan tinggalin sedekah rutin dan rutinitas ibadah yang lainnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
…يَاأَيُّهَا النَّاسُ، خُذُوْا مِنَ الْأَعْمَالِ مَاتُطِيْقُوْنَ، فَإِنَّ اللهَ لَايَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا، وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَادَامَ وَإِنْ قَلَّ
“Wahai sekalian manusia. Kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Rutinkan Istighfar
Allah Ta’ala berfirman :
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ
“Dan minta ampunlah kepada Robb kalian, dan bertaubatlah. Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai kepada waktu yang sudah ditentukan, dan Dia akan memberikan kepada hambanya yang mempunyai keutama’an (balasan) keutama’annya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (Qs. Hud: 3).
Selalu berdoa meminta kekuatan iman, memohon ampunan, dan meminta segala kebaikan.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami; dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (rahmat)”. (Qs. Ali Imran: 8)
قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ – ٤٧
Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi.” (Qs. Al Hud ayat 47).
Ustazah Lulung dikenal sebagai daiyah yang selalu bersemangat dalam berdakwah, syiar dakwahnya diterima oleh banyak orang.
Ia juga mengisi pengajian rutin di beberapa media televisi nasional dan undangan ceramah dari berbagai komunitas di luar negeri.[ind]