MEMILIH dokter untuk anak yang nyaman bagi orangtua dan si kecil sangatlah penting. Tidak hanya yang paham dan memiliki pengetahuan yang luas terkait penyakit anak, namun juga yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik terutama pada situasi-situasi yang menegangkan.
Berikut ini 8 tips memilih dokter untuk anak sebagaimana disarikan dari The Asian Parent:
1. Pastikan dokter yang Bunda pilih memiliki reputasi yang baik dan memiliki setifikat resmi. Agar lebih kredibel, tidak ada salahnya Bunda memilih dokter yang tergabung dalam organisasi kesehatan seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia dan sebagainya.
Baca Juga: Saat Dokter Mendiagnosis Anak Mengalami Stunting
8 Tips Memilih Dokter untuk Anak yang Nyaman
2. Pahami masalah kesehatan yang dialami anak, dan pilih dokter dengan latar belakang sub spesialis sesuai dengan jenis pemeriksaan yang dibutuhkan oleh si kecil.
3. Jangan ragu untuk melihat respon si kecil saat bertemu dengan dokter anak. Jika ia terlihat tidak nyaman dengan dokter yang menanganinya, maka tidak ada salahnya untuk mencari dokter yang membuat anak merasa lebih nyaman.
Dokter juga mendengar keluhan pasien dengan empati, kemudian melakukan tindakan yang membuat Bunda dan Ayah merasa nyaman sehingga rasa sakit, panik, dan emosional makin berkurang.
Dokter anak juga akan menggunakan pengetahuannya untuk menenangkan Bunda dan Ayah. Penjelasannya tentang penyakit yang pasiennnya derita lengkap dan disesuaikan dengan kesiapan mental peneriman informasinya.
4. Cari dokter yang bisa menghargai pendapat Bunda. Seorang dokter yang tidak hanya meminta Bunda dan Ayah untuk menuruti instruksinya, tetapi juga memberikan pilihan dan memberikan kesempatan dalam memutuskan suatu hal.
5. Dokter yang tidak sekedar bertanya penyakit, melainkan juga semua gejala yang dirasakan oleh anak.
Dia adalah dokter yang mendengar keluhan pasiennya secara lengkap tanpa membuat kesimpulan macam-macam sebelum benar-benar melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Dokter yang baik akan menjelaskan mengenai penyakit yang diderita oleh anak sampai orangtua yang mendamping benar-benar paham penjelasan dokternya. Bukan berdasarkan asumsi dokter sendiri tentang sejauh mana pasien paham dengan penyakitnya.
6. Pilih dokter yang bisa dengan sabar menjelaskan mengenai efek samping dan risiko dari obat-obatan, jadi tidak hanya sekadar memberikan resep dokter.
7. Tempat praktik dokter juga berpengaruh. Tidak ada salahnya Bunda dan Ayah memilih dokter yang membuka praktik di rumah sakit yang menerima asuransi kesehatan atau BPJS kesehatan untuk meringankan beban biaya.
8. Perhatikan jadwal atau jam terbang dokter. Jika si kecil membutuhkan penanganan kesehatan yang mendesak, maka hindari memilih dokter yang memiliki jadwal pada dan kerap menjadi pembicara di berbagai seminar.
Hubungan antara dokter dan pasiennya tak sekedar antara penyembuh dan yang disembuhkan. Bunda dan Ayah akan merasa tenang jika dapat berkonsuiltasi dengan dokter secara khusus bahkan berkonsultasi lewat Whatsapp. [Ln]