BAGAIMANA cara agar masalah tidak membesar? Tulisan ini relate buat kamu Sobat, yang mungkin tengah dilanda suatu permasalahan yang pelik dan serasa tidak ada jalan keluar.
Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Insyaha menjelaskan mengenai hal ini.
Sobat, mungkin betul kita sedang mendapati masalah yang berat tapi bisa jadi masalah kita itu sebenarnya kecil dan tidaklah seberapa, diri kitalah yang sebenarnya membuat masalah itu semakin besar dan semakin berat.
Agar lebih mudah dipahami, saya ilustrasikan seperti ini. Coba ambil air tuangkan ke dalam gelas. Lalu mintalah orang lain untuk menuangkan sesendok garam ke dalam gelas yang berisi air itu.
Coba rasakan, yah betul rasanya asin. Nah rasa asin itu menunjukkan sebuah peristiwa saat kamu sedang disakiti orang lain.
Misalnya rasa asinnya di level angka 2 artinya temanmu menuangkan 2 sendok garam ke dalam gelas itu. Lalu karena kamu fokus pada peristiwa yang menyakitimu itu.
Kamu terus berpikir, kecewa, marah, benci, kesal, mendramatisasi, memberi ketakutan pada dirimu sendiri, memberi kecemasan, terus memikirkan dan membayangkan peristiwa yang buruk itu.
Pikiranmu terus menerus membuatmu semakin hanyut dalam keterpurukan itu sama artinya kamu sendiri yang menuangkan garam dalam gelas itu.
Satu sendok garam kamu tuang sendiri, tambah 1 sendok lagi, tambah lagi, lagi dan lagi sehingga 10 sendok sudah kamu tuang di dalam gelas itu.
Rasanya gimana? Betul, rasanya hidupmu menjadi semakin tambah asin. Yang tadinya level asinnya 2 sekarang menjadi 12.
Rasa asin level 2 itu dari teman yang menyakitimu dan dirimu memberikan rasa asin sebanyak 10 sehingga totalnya menjadi 12. Memang seperti itulah, diri kita yang menambah semakin asin hidup kita.
Lalu bagaimana solusinya? Lupakan, masa lalu sudah berlalu.
baca juga: Cara Memilih Warna Softlens yang Tepat
Cara Agar Masalah Tidak Membesar
Semakin kita pikirkan dan kita ingat-ingat peristiwanya, semakin kita curhatkan kepada orang lain, maka masalah itu akan semakin membebani diri kita dan menjadi semakin besar.
Saat kita sering mengakses hal-hal yang tidak menyenangkan maka peristiwa itu akan semakin tersimpan cukup dalam di pikiran bawah sadar kita.
Karena peristiwanya tersimpan cukup dalam sehingga lebih sulit untuk dihilangkan dan akan memunculkan emosi yang intens yang menyertai peristiwa itu.
Emosinya bisa marah, sedih, takut dsb. Kita akan menjadi orang yang baperan, gampang marah, suka sedih sendiri dan menjadi seorang penakut.
Semua emosi itu akan menemani kita sepanjang hari akibat dari begitu dalamnya peristiwa itu kamu tancapkan.
Apa yang membuat peristiwa itu tertancap cukup dalam karena kamu sendiri yang sering mengaksesnya dengan cara sering dipikirkan dan sering dicurhatkan.
Maka hati-hati jika berteman, kurangi teman-teman yang memiliki vibrasi yang negatif karena vibrasi itu menular, yang awalnya bisa positif setelah mengalami kejadian buruk tiba-tiba berubah menjadi negatif setelah ngobrol dengan teman yang memiliki vibrasi yang negatif.
Ingat, kita akan menjadi apa yang sering kita pikirkan dan katakan. Ketika kita rutin berkata positif, berpikir positif dan sering memuji diri sendiri maka energi kita akan menjadi positif.
Apapun yang kita katakan jika itu positif yang datang akan positif. Sebaliknya kalau yang kita keluarkan negatif, berkata negatif, berpikir negatif termasuk banyak menerima input yang negatif maka yang datang adalah negatif.
Biasakan untuk berkata, berpikir yang positif dan memuji diri sendiri maka apa yang kita pikirkan, katakan termasuk juga pujian kepada diri sendiri itu akan menjadi kenyataan.
Masalah itu semakin banyak dipikir, semakin banyak diobrolin, berarti sama juga kita semakin banyak mengakses peristiwa itu.
Jadi, peristiwa buruk itu akan semakin kuat tersimpan di pikiran bawah sadar kecuali jika kita curhat untuk menemukan solusinya.
Akan tetapi, jika kita curhat kepada orang yang sama-sama pembenci, maka vibrasi kebencian itu akan semakin menguat dan cukup dalam tersimpan dalam pikiran bawah sadar kita.
Kita akan menjadi seorang yang sangat pembenci. Sebaliknya, semakin dilupakan, tidak dipikirkan, tidak diobrolin, kita akan semakin lupa dengan kejadian itu. Dan kita akan normal dan baik-baik saja.
Jadi solusinya adalah dengan mengalihkan fokus. Kalau fokus pada peristiwa yang membuatmu sakit ya kamu sama saja terus menambah garam dalam hidupmu.
Saat engkau tidak peduli dengan peristiwa itu, engkau beraktivitas wajar dan normal itu sama saja engkau menambah air dalam gelas.
Semakin engkau melupakan, semakin engkau tidak peduli, semakin engkau beraktivitas normal dengan keluargamu, dengan teman-temanmu dan semakin engkau sibuk dengan mimpimu, target dan capaianmu, engkau akan baik-baik saja.
Semakin engkau melupakannya maka semakin banyak air yang engkau tuangkan dalam gelas itu.
Lalu coba rasakan saat air yang engkau tuang semakin banyak kira-kira rasa asinnya masih terasa tidak. Jawabannya tidak terasa. Rasanya semakin tawar.
Sama jika engkau cuek dengan orang yang menyakitimu, tidak peduli, fokus pada yang lain, mencari kesenangan dengan keluarga, hobi dan teman yang lain, fokus pada mimpimu, pada target dan capaianmu, fokus pada pengembangan dirimu sendiri maka engkau akan baik-baik saja.
Rasa sakit hatimu akan hilang. Sobat, sudah kamu jangan ikut-ikutan menyakiti dirimu sendiri. Pekerjaan untuk melemahkan dirimu sudah banyak dilakukan oleh orang lain, engkau jangan ikut-ikutan.
Intinya, saat kita jarang mengakses sebuah kejadian atau tidak diobrolin lagi, tidak sering-sering dipikirin lagi maka kita akan selesai dengan masa lalu dan bisa move on.
Sebaliknya, jika kita sering akses, dibicarakan lagi dan dipikirin lagi maka kita akan terpenjara dengan masa lalu dan belum move on jadinya kena mental.
Kamu pasti bisa melaluinya. Insha Allah pasti bisa. Allah sudah takar kemampuan setiap hamba-Nya kalau hamba-Nya pasti bisa melewatinya.
Untuk menguatkan mental dan spiritual kita coba praktikkan 3 amalan ini, yakni sedekah, husnudzon, istighfar.
1. Sedekah setiap hari, lebih bagus lagi rutin sedekah subuh, kalau lupa ya enggak apa-apa, sedekah aja di waktu yang lain, sama hewan juga tidak apa-apa, pokoknya sedekah karena sedekah itu penolak bala.
2. Husnudzon yakni berkata, berpikir, berperasaan, membayangkan yang kita sukai/kita inginkan.
Hapus kata-kata, pikiran, bayangan yang kita tidak sukai misalnya saat peristiwa dimarahi atasan, hapus kata-kata aku tidak mau lagi dimarahi, lalu jangan diingat terus saat dimarahi.
Ini sama juga mengakses kejadian buruk dan jangan disesali jika nanti kejadian buruk itu akan terulang lagi.
3. Banyak istighfar. Kalau lagi longgar terus dawamkan istighfar. Coba 3 hal ini dilakukan. Serius dilakukan ya.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan kamu berhasil melalui peristiwa air garam yang menambah asin hidupmu. Tetap semangat dan jangan berputus asa.[ind]