ChanelMuslim.com – Ada 3+1 nasihat penting dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang disarikan oleh Ustaz Rikza Maulan, Lc., M.Ag. “Ada tiga hal (nasihat), yang aku bersumpah atasnya. Dan aku akan mengatakan suatu hal (nasihat) lagi pada kalian, hendaklah kalian menjaganya.”
Ini artinya, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam benar-benar menekankan nasihat ini agar diamalkan oleh kita sebagai umatnya.
عن أَبُي كَبْشَةَ الْأَنَّمَارِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ….وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ قَالَ إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ، عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ
مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ، وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالًا وَلَا
عِلْمًا فَهُوَ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ فِيهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ (رواه الترمذي)
Dari Abu Kabsyah Al-Anmari radhiyallahu anhu berkata, bahwasanya beliau mendengar Nabi Saw bersabda, “….dan aku akan mengajarkan suatu nasihat pada kalian, hendaklah kaian menjaganya.
Baca Juga: Nasihat Penting dari Rasulullah
Nasihat Penting dari Rasulullah
“Sesungguhnya dunia itu untuk empat golongan; Pertama, seorang hamba yang dikaruniai Allah Subhanahu wa taala dengan harta dan ilmu.
Dengan ilmunya, ia bertakwa kepada Allah dan dengan hartanya ia menyambung silaturrahim dan ia mengetahui Allah Subhanahu wa taala memiliki hak atas hartanya. Dan ini adalah tingkatan yang paling baik.
Kedua, seorang hamba yang diberikan Allah Subhanahu wa taala ilmu tapi tidak diberi harta.
Niatnya tulus dan ia berkata, ‘Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan melakukan seperti amalan si fulan. Maka ia akan mendapatkan apa yang ia niatkan, pahala mereka berdua sama.
Ketiga, seseorang yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan tanpa ilmu dalam menggunakan hartanya.
Ia tidak takut kepada Rabbnya dengan harta itu dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah padanya. Ini adalah tingkatan terburuk.
Keempat, selanjutnya orang yang tidak diberi Allah harta atau pun ilmu, ia bekata: Andai aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang dilakukan si fulan yang serampangan mengelola hartanya, dan niatnya benar. Dosa keduanya sama.” (HR. Tirmidzi)
Baca Juga: Hikmah Larangan Menggunting Kuku dan Rambut Bagi yang Berkurban
Hikmah Hadits
Hadits ini masih merupakan lanjutan dari hadits panjang pada rehad sebelumnya (Rehad 483), dan masih merupakan satu rangkaian tidak terpisahkan dengan hadits sebelumnya.
Dalam hadits sebelumnya, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan 3 Nasihat Penting, sementara dalam hadits lanjutan ini, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan satu pelajaran (nasihat) penting lainnya, yang Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berpesan agar kita dapat menjaganya.
Nasihat penting Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tersebut adalah bahwa berkaitan dengan adanya 4 golongan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia, yaitu sebagai berikut.
Golongan orang yang diberi harta dan diberi ilmu
Dengan ilmunya, ia menjadi hamba yang taat dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa taala. Ilmunya mengantarkannya pada jalan kebaikan.
Sedangkan dengan hartanya, ia menyambung silaturrahim, berbuat kebaikan untuk orang lain dan mengetahui ada hak-hak Allah Subhanahu wa taala yang harus ia tunaikan dari hartanya tersebut, yaitu zakat, infak dan shadaqah.
Golongan orang yang diberi ilmu namun tidak diberi harta
Dengan ilmunya, ia menjadi hamba yang taat dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa taala, namun ia tidak bisa melakukan kebaikan untuk orang lain terkait dengan harta, lantaran ia tidak memiliki harta sebagaimana golongan pertama.
Namun ketulusan dan keikhlasan hatinya mengantarkannya pada niatan yang baik yaitu jika ia memiliki harta maka ia akan melakukan sebagaimana yang dilakukan golongan pertama.
Golongan orang yang diberi harta namun tidak diberi ilmu
Karena tidak memiliki ilmu, ia jauh dari Allah Subhanahu wa taala, bergelimang dengan dosa dan maksiat serta ia gunakan hartanya dalam rangka perbuatan dosa tersebut.
Ia tidak menyambung silaturrahim, tidak berbagi kepada fakir miskin serta tidak mengetahui hak-hak Allah Subhanahu wa taala, bahkan hartanya digunakan untuk memusuhi agama Allah Subhanahu wa taala.
Golongan yang tidak diberi harta dan tidak juga diberi ilmu
Ia jauh dari Allah, bergelimang maksiat dan dosa, bahkan ia berangan-angan jika memiliki harta maka ia akan melakukan dan berbuat sebagaimana yang dilakukan oleh golongan ketiga.
Baca Juga: Nasihat Rasulullah untuk Kepolisian
Golongan yang Paling Baik dan Paling Buruk
Dari keempat golongan tersebut, golongan yang paling baik adalah golongan pertama, yaitu golongan yang diberi harta dan ilmu, yang dengan keduanya ia dapat mencapai derajat takwa dan berbuat kebaikan kepada orang lain.
Mengiringi golongan pertama adalah golongan kedua, yang punya ilmu namun tidak punya harta. Ia bercita-cita ingin seperti golongan pertama. Maka pahala golongan kedua sama dengan golongan pertama.
Sedangkan golongan paling buruk adalah golongan ketiga, yaitu orang yang tidak punya ilmu namun punya harta banyak.
Akibatnya, ia jauh dan ingkar kepada Allah Subhanahu wa taala, serta ia gunakan hartanya dalam rangka maksiat dan menjauhkan orang lain dari Allah Subhanahu wa taala.
Lalu, mengiringi golongan ini adalah golongan orang yang tidak berilmu dan tidak diberi harta benda. Namun obsesinya adalah ingin menjadi seperti golongan ketiga.
Ia jauh dari Allah Subhanahu wa taala dan berangan-angan akan menjadi seperti golongan ketiga jika punya harta. Maka, dosa golongan ketiga dan keempat adalah sama.
Tersirat dari hadits di atas adalah anjuran untuk menjadi orang yang berilmu dan berharta agar memiliki ketaatan yang paripurna kepada Allah Subhanahu wa taala dan memiliki kebaikan sempurna kepada sesama manusia.
Semoga kita semua diberikan Allah Subhanahu wa taala anugerah sebagaimana golongan pertama, sehingga bisa mengggapai kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Wallahu a’lam.[ind]