ChanelMuslim.com – Kiat agar tidak diganggu setan, lakukanlah amalan-amalan ini dijelaskan oleh Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal.
Berikut ini adalan amalan-amalan yang bisa dilakukan agar kita tidak diganggu dan terhindar dari gangguan setan:
Kesebelas: Meludah ke kiri untuk menolak setan dalam shalat
Dari Abul ‘Alaa’ bahwa ‘Utsman bin Abil ‘Ash mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan mengganggu shalat dan bacaanku, ia menggodaku.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda,
« ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خِنْزِبٌ فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْهُ وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلاَثًا ». قَالَ فَفَعَلْتُ ذَلِكَ فَأَذْهَبَهُ اللَّهُ عَنِّى.
“Itu adalah setan, ia disebut dengan Khinzib. Jika engkau merasa diganggu, mintalah perlindungan kepada Allah dari setan tersebut. Kemudian ludahlah ke sebelah kirimu sebanyak tiga kali.” ‘Utsman kemudian melakukan seperti itu, lantas Allah mengusir setan itu darinya. (HR. Muslim, no. 2203)
Yang dimaksud meludah adalah meludah ringan ke kiri, bentuknya dengan meniupkan udara yang mengandung sedikit air ludah.
Ini dibolehkan, dengan syarat tidak mengganggu orang yang berada di sebelah kiri dan tidak mengotori masjid.
Kedua belas: Tidak menoleh dalam shalat
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai berpaling (menoleh) dalam shalat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab,
« هُوَ اخْتِلاَسٌ يَخْتَلِسُ الشَّيْطَانُ مِنْ صَلاَةِ أَحَدِكُمْ »
“Itu adalah copetan yang dicopet oleh setan dari shalat salah seorang di antara kalian.” (HR. Bukhari, no. 751)
Baca Juga: Kiat Agar Tidak Diganggu Setan, Lakukanlah Amalan-Amalan Ini (Bagian 1)
Kiat Agar Tidak Diganggu Setan, Lakukanlah Amalan-Amalan Ini (Bagian 4)
Ketiga belas: Tidak boleh melewati orang yang shalat
Dari Abu Sa’id, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَرَّ بَيْنَ يَدَىْ أَحَدِكُمْ شَىْءٌ وَهُوَ يُصَلِّى فَلْيَمْنَعْهُ ، فَإِنْ أَبَى فَلْيَمْنَعْهُ ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ
“Jika ada yang melewati di hadapan salah seorang dari kalian yang sedang shalat, cegahlah. Jika ia enggan, cegahlah lagi. Jika ia masih enggan, cegahlah dengan lebih keras karena sejatinya ia adalah setan.” (HR. Bukhari, no. 3274 dan Muslim, no. 505)
Hadits di atas bukanlah diartikan, jika ia memaksa lewat sampai yang ketiga kalinya, hendaklah bunuhlah ia. Maksud hadits adalah cegahlah ia dengan lebih keras.
Ibnu Baththol dalam salah satu penjelasannya dalam Syarh Shahih Al-Bukhari menyatakan,
وَلَمْ يَرِدْ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَطْعَ الصَّلاَةِ، وَاسْتِبَاحَةَ دَمِّهِ، وَإِنَّمَا أَرَادَ دَفْعَهُ بِالشِّدَّةِ وَالقُوَّةِ.
“Tidak ada dalil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memutus shalat dan membolehkan membunuh orang yang lewat. Makna hadits adalah mencegah dengan lebih kuat.”
Keempat belas: Sujud tilawah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِى يَقُولُ يَا وَيْلَهُ أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِىَ النَّارُ
“Jika anak Adam membaca ayat sajadah, lalu dia sujud, setan akan menjauhinya sambil menangis. Setan pun akan berkata-kata, ‘Celaka aku.’ Anak Adam disuruh sujud, dia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku sendiri diperintahkan untuk sujud, tetapi aku enggan, sehingga pantas bagiku neraka.” (HR. Muslim, no. 81)
Kelima belas: Sujud sahwi
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلاَثًا أَمْ أَرْبَعًا فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعْنَ لَهُ صَلاَتَهُ وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لأَرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ
“Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalat, kemudian ia tidak mengetahui berapa rakaat, tiga ataukah empat rakaat, hendaklah ia membuang keraguan dan ambilah yang yakin. Kemudian sujudlah dua kali sebelum salam. Jika ternyata ia shalat lima rakaat, sujudnya telah menggenapkan shalatnya. Lalu jika ternyata shalatnya memang empat rakaat, sujudnya tersebut sebagai penghinaan pada setan.” (HR. Muslim, no. 571)
Sujud sahwi itu disebabkan karena:
1. Meninggalkan sebagian dari sunnah ab’adh seperti meninggalkan tasyahud awal.
2. Ragu akan jumlah rakaat. Solusinya adalah memilih jumlah rakaat yang paling sedikit, lalu menyempurnakan yang sisa, setelah itu melakukan sujud sahwi.
3. Melakukan perbuatan yang diharamkan dalam keadaan lupa. Jika hal tersebut dilakukan sengaja, shalatnya batal. Seperti, tidak sengaja berbicara sedikit dalam shalat atau tidak sengaja menambah rakaat.
4. Memindahkan perbuatan shalat yang merupakan rukun atau sunnah ab’adh atau surah ke selain tempatnya. Misalnya, membaca surah Al-Fatihah ketika tasyahud, atau membaca surah yang seharusnya dibaca setelah surah Al-Fatihah saat iktidal.
Lihat Al-Fiqh Al-Manhaji ‘ala Madzhab Asy-Syafii, 1:173-174.[ind]
(Insya Allah bersambung)
Rujukan: Empat puluh kiat menjaga diri dari gangguan setan ini disarikan dan dikembangkan dari At-Tashiil li At-Ta’wiil At-Tanziil Tafsir Juz ‘Amma fii Sual wa Jawab, karya Syaikh Musthafa Al-‘Adawi, hlm. 799-834.
sumber: rumaysho.com